Rentetan peristiwa kesurupan massal yang menimpa siswa SMPN 32 Surabaya, beberapa waktu belakangan ini, mengundang sejumlah orang yang mengaku paranormal menawarkan jasa ‘membersihkan’ SMPN 32. Mereka datang dari beberapa kota.
“Kalau memang diperkenankan, kita akan mencoba ‘membersihkan’ lingkungan ini. Soalnya, nggak sekali dua kali, tapi peristiwa kesurupan yang terjadi katanya sudah berulang kali. Harus dibersihkan,” ujar NOTO, 43 tahun, warga Tulungagung, Sabtu (08/12).
Ditemui suarasurabaya.net di depan gerbang SMPN 32 Surabaya, NOTO yang tergabung dalam Tim Pemburu Hantu (TPH) Putih Hati Tulungagung, merasa terpanggil untuk membantu menormalkan kembali SMPN 32 Surabaya.
Seperti diketahui, setidaknya sudah 7 kali terjadi peristiwa kesurupan massal yang menimpa siswa SMPN 32 Surabaya Jl. Ahmad Yani nomor 6 – 8 Surabaya. Terhitung sejak bulan Oktober sampai awal bulan Desember ini, terjadi kesurupan massal. Terakhir Kamis (06/12) sekurangnya 5 siswa kesurupan.
Masih belum jelas apa penyebab, kesurupan massal itu. Beberapa pengajar menyatakan kejadian itu terkait dengan ‘penunggu’ bangunan lama sekolah yang marah gara-gara tempatnya dibongkar. “Sekolah memang sedang melakukan pembangunan sarana baru. Mungkin ‘penunggunya’ marah,” kata HENI FRIDA satu diantara pengajar.
EFENDI RAHARJO paranormal dari Kota Malang, mengaku datang ke Surabaya untuk memantau kondisi lingkungan SMPN 32. Sabtu (08/12) pagi EFENDI ingin menemui Kepala Sekolah dalam rangka menawarkan jasa ‘membersihkan’ SMPN 32 Surabaya. “Saya ingin ketemu Kepala Sekolah dulu. Minta izin,” ujar EFENDI RAHARDJO.
Pihak SMPN 32 Surabaya melalui SARIATI Wakasek Bidang Kesiswaan, membenarkan hal itu. “Semenjak terjadinya kesurupan massal itu, memang banyak paranormal datang menawarkan jasa. Membersihkan sekolah,” kata SARIATI pada suarasurabaya.net.(tok)