Senin, 7 Oktober 2024

Perdagangan Emisi Bentuk Kapitalisasi Karbon

Laporan oleh Khusnina Sekar Segari
Bagikan

Satu diantara isu yang dibahas dalam KTT Perubahan Iklim di Bali adalah perdagangan emisi/ karbon.

SUPARTO WIJOYO Staf Ahli Kementerian Lingkungan Hidup pada Suara Surabaya, Senin (10/12) mengatakan, perdagangan emisi adalah jual beli kemampuan penyerapan karbon antara negara penghasil emisi dan negara penyerap emisi. SUPARTO menggandaikan negara maju seperti Amerika Serikat yang berpesta, kita yang mencuci kotorannya.

Menurut SUPARTO, yang harus dirubah adalah paradigma mereka, menjadi ku rawat hutanku – kurangi emisimu. Bukannya negara miskin dipaksa memperbaiki hutan dan mentaati Protokol Kyoto sementara negara maju terus menghasilkan emisi.

“Ada 175 lembaga keuangan dunia yang berpartisipasi dalam perdagangan karbon, dan akan ada pasar karbon di dunia. Ini kapitalisasi karbon”, tegas SUPARTO.

Kata SUPARTO yang dibutuhkan sekarang adalah komitmen negara-negara maju untuk mengurangi emisinya, Sedangkan Indonesia merawat hutannya.

SUPARTO menyambut positif jika Indonesia harus menyediakan 30% lahannya untuk penghijauan tetapi harus diimbangi negara-negara maju mengurangi 5% emisinya. “Sayangnya, mereka negara-negara maju masih alot tentang ini,” ujarnya.{clip*1}

SUPARTO WIJOYO yang juga Dosen Universitas Airlangga mengatakan, kalau ada perdagangan emisi berarti ada ekspor-impor emisi, sedangkan harga yang ditawarkan ke Indonesia untuk perdagangan emisi terlalu murah.

SUPARTO menambahkan Indonesia juga memperjuangkan Reduced Emissions from Deforestasion and Degradation (REDD), untuk pembagunan industri ke depan.(kss/ipg)

Bagikan
Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Kecelakaan Mobil Box di KM 12 Tol Waru-Gunungsari

Pipa PDAM Bocor, Lalu Lintas di Jalan Wonokromo Macet

Surabaya
Senin, 7 Oktober 2024
28o
Kurs