
Aliran air dari Waduk Gajah Mungkur sangat kecil kontribusinya atas banjir yang terjadi di Bojonegoro. Ini ditegaskan ERWIN BUDOYO Kepala Biro Teknik Perum jasa Tirta I saat dihubungi suarasurabaya.net, Sabtu (29/12).
Menurut ERWIN, banjir di Bojonegoro disebabkan melimpahnya air yang melalui Bengawan Madiun, Bengawan Solo, Kali Kening, dan sungai-sungai kecil di sekitarnya. Ini akibat besarnya curah hujan di hulu sungai-sungai tersebut.
Untuk diketahui, kata ERWIN, Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo meliputi daerah seluas 16 ribu kilometer persegi, sedangkan Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri, tambah ERWIN, meliputi wilayah tampungan air seluas 1.350 kilometer persegi.
“Selama banjir di hulu Bengawan Solo 3 hari terakhir ini, kita hanya membuka pintu air untuk 200 meter kubik perdetik. Volume itu sama sekali tidak ada artinya dan tidak mungkin membuat Bojonegoro banjir meskipun semua pintu di Gajah Mungkur kita buka semua,” kata ERWIN.
ERWIN minta pemahaman bahwa banjir di Bojonegoro diakibatkan dibukanya Waduk Gajah Mungkur segera diluruskan. Ditambahkan EDI SUBAGYO Direktur Pengelolaan Bengawan Solo, penggundulan hutan dan hilangnya daerah resapan air membuat air langsung masuk ke sungai-sungai.
Akibatnya sungai kelebihan beban dari apa yang bisa ditampungnya. “Jika saja tidak ada penggundulan hutan dan erosi, air masih bisa ‘tertangkap’ sebelum masuk ke sungai,” papar dia.(edy)
Teks Foto :
– Banjir di Bojonegoro
Foto : dok suarasurabaya.net