Jumat, 29 November 2024

Hari Kedua Penurunan Harga, BBM di Lumajang Langka

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Memasuki hari kedua penurunan harga BBM (Bahan Bakar Minyak), malah memicu kelangkaan di wilayah Kabupaten Lumajang. Pasalnya, Rabu (6/1/2016), seluruh SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) yang ada di Kota Pisang ini kehabisan stok, baik premium maupun solar.

Dari pantauan Sentral FM, seluruh SPBU yang berada di sekitar wilayah Kota Lumajang, diantaranya SPBU Bagusari, SPBU Desa Labruk Lor, SPBU Jl. Gatot Subroto, SPBU Petahunan, Kecamatan Sumbersuko dan SPBU Jl. Sukarno-Hatta, Kecamatan Sukodono kehabisan stok premium dan solar.

Dan pengelola SPBU memasang tulisan BBM habis sebagai pemberitahuan kepada calon pembeli. Akibatnya, banyak pengguna kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat yang terpaksa kembali untuk mengecek stok BB di SPBU lainnya. Namun kondisinya tetap sama, stok BBM di seluruh SPBU benar-benar habis.

Alfian, karyawan SPBU Bagusari di Jl. Mahakam, Kelurahan Jogotrunan, Kecamatan Kota Lumajang kepada Sentral FM mengatakan, stok BBM jenis premium terakhir habis pada pukul 10.00 WIB tadi. Dan tidak lama kemudian, stok solar yang tersisa juga menyusul kosong.

“Saat ini belum ada pengiriman BBM dari Pertamina. Kalau stok yang terjual hari ini, merupakan sisa dari pengiriman stok pukul 20.00 WIB kemarin. Stok yang terkirim, untuk premium sebanyak 24 Kiloliter dan solar 16 kiloliter,” katanya.

Setelah stok tiba, Alfian menggambarkan, langsung terjadi antrean panjang dan baru habis pukul 10.00 WIB tadi. Dan diantara antrean itu, juga terdapat pedagang BBM eceran yang melakukan pembelian dengan jeriken.

Namun jumlah pembelian dibatasi maksimal hanya 35 liter saja dengan dilengkapi surat rekomendasi. Sedangkan Untuk pengiriman hari ini, ia mengaku belum tahu persis kapan akan dikirimkan.

Dengan kondisi ini, masyarakat Lumajang, terutama pengguna kendaraan bermotor pun panik. Mereka banyak yang berburu membeli BBM, khususnya jenis premium di pedagang eceran. Namun, stok yang ada di pedagang eceran ini juga tidak banyak karena diserbu pembeli mengunakan motor dan mobil.

Akibatnya dalam waktu singkat, hampir seluruh stok BBM di pedagang eceran pun ludes terjual. Dan yang tersisa hanyalah pertamax saja yang harganya pun dinaikkan menjadi lebih mahal. “Untuk pertamax, perliternya dijual Rp10 ribu. Namun pembeliannya juga dibatasi hanya 1 liter saja karena banyak yang antre,” kata Yunarto, warga Jl. Panjaitan, Kelurahan Citrodiwangsan, Kecamatan Kota Lumajang.

Terkait kelangkaan BBM di Kabupaten Lumajang akibat minimnya pengiriman stok BBM dari Pertamina ini, Benny Satria selaku Ketua Dewan Penasehat Hiswana Migas Jember-Lumajang mengatakan, kondisi ini lebih dipicu penurunan harga yang tidak efektif diberlakukan.

“Pasalnya harga BBM di SPBU turun, namun harga di pedagang eceran masih tetap. Akibatnya terjadi pembelian secara borongan. Dampaknya, stok BBM di SPBU jadi cepat habis. Karena kalau seharusnya stok cukup untuk dua hari, tapi habis dalam sehari,” katanya.

Faktanya, dengan penurunan harga hingga antrean panjang dan stok tidak mencukupi ini, terjadi panic buying di masyarakat. Jika biasanya pembeli BBM menggunakan mobil membeli Rp100 ribu, saat ini langsung membeli full tank. Demikian pula pembeli menggunakan motor yang biasanya Rp10 ribu, juga langsung full tank.

Pembelian secara borongan ini, juga tidak diimbangi dengan penambahan jumlah pembelian stok atau DO dari SPBU ke Pertamina. “Dengan kondisi itu ya jelas, stok cepat habis hingga masyarakat terjadi panic buying. Tapi saya yakin ini sementara saja kok. Paling lama dua hari lalu normal kembali,” demikian pungkas Benny Satria. (her/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 29 November 2024
26o
Kurs