Sabtu, 23 November 2024

Sosialisasi Rutin, Tapi Masih Banyak Warga Nekat Bobol Pagar Pembatas Tol

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan

Jasa Marga mengaku sudah melakukan sosialisasi berkali-kali terkait larangan bagi pejalan kaki untuk melintas atau menyeberang di jalan tol.

Raddy Lukman Kepala Jasa Marga Surabaya Gempol mengatakan, pelarangan itu dilakukan dengan memasang pagar penutup yang menjadi pembatas antara jalan tol dan permukiman warga.

Tapi kenyataannya, kata dia, beberapa masyarakat di lokasi tertentu sering membuka pembatas jalan tol.

“Kita tetap ada inspeksi secara periodik untuk mengecek pembatas jalan. Kalau dalam kondisi rusak akan segera kita tambal dan perbaiki. Tapi masih saja ada masyarakat yang melakukan itu,” kata Raddy pada Radio Suara Surabaya.

Raddy menjelaskan, sosialisasi pada masyarakat dilakukan dengan cara melakukan pendekatan pada pemuka desa. Pemuka desa inilah yang nantinya akan melakukan sosialisasi pada masyarakat.

“Sosialisasi jangan membuang sampah di tol dan jangan menyeberang di tol rutin kita lakukan. Tapi memang harus direspon secara baik, karena tidak mungkin hanya dari salah satu pihak,” ujar dia.

Pagar pembatas yang dipasang di jalan tol, kata dia, ada bermacam-macam tergantung kerawanannya. Jika daerah yang pagarnya rawan dibuka maka akan dipasang pagar dengan panel beton. Sedangkan untuk daerah yang pagarnya sering dibuka maka akan dipasang pagar batu kali atau pagar kawat.

Lokasi yang dinilai rawan dengan kondisi pagar terbuka di antaranya tol Dupak-Waru dan Waru-Sidoarjo. Ini karena lokasi ini dekat dengan sawah, kebun atau pemukiman warga sehingga sering dimanfaatkan warga untuk menyeberang.

“Tahun 2016 ini inspeksi akan kita tingkatkan sehingga akan meminimalisir kasus seperti ini,” tambah dia.

Sekadar diketahui seorang ibu bernama Solichah (60) nekat menyeberang di jalan Tol Sidoarjo arah Waru KM 19.400, akhirnya tertabrak mobil, Kamis (7/1/2016) pagi. Korban meninggal dunia.(dwi/ipg)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
34o
Kurs