Aktivitas Gunung Bromo sampai saat ini masih tetap bergejolak. Hal itu ditandai dengan suara gemuruh dan sinar api yang masih terpantau dari kawah gunung dengan ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut.
Ayu Dewi Utari Kepala Balai Besar TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) kepada Sentral FM menginformasikan pada Kamis (7/1/2016), dari laporan PVMBG (Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi) melalui pemantauan pukul 06.00 sampai 12.00 WIB oleh petugas di Pos PGA (Pengamatan Gunung Api) Bromo, suara gemuruh sedang terus terdengar dari kawah.
“Untuk asap masih berwarna kelabu sedang dengan tekanan sedang dan ketinggian berkisar 400 meter dari puncak kawah (mdpk) atau 2.729 meter diatas permukaan laut (mdpl) mengarah ke barat,” katanya.
Dari pantauan seismik, gempa tremor masih tercatat berada di amplitudo 3 mm sampai 20 mm dan dominan pada 5 mm. “Tercatat juga aktivitas gempa vulkanik dalam sekali, dengan amplitudo mencapai 36 mm,” paparnya.
Secara visual, cuaca dilaporkan cerah, angin tenang, suhu berkisar antara 11 sampai 30 derajat celcius sehingga Gunung Bromo tampak jelas. Dengan kesimpulan, status Gunung Bromo masih tetap Siaga.
Sementara itu, dari pantauan 6 jam sebelumnya, yakni pukul 00.00 sampai 06.00 WIB, suara gemuruh sedang dari kawah juga tetap terdengar. Bahkan, teramati sinar api yang sesekali sama-samar terpantau dari kawah.
“Secara visual dilaporkan cuaca cerah, angin tenang, suhu berkisar antara 11 sampai 12 derajat celcius sehingga Gunung Bromo tampak jelas. Asap kelabu sedang dengan tekanan sedang dan ketinggian berkisar 400 meter mdpk atau 2.729 mdpl masih terhembus ke arah barat,” terangnya.
Dari pantauan seismik, gempa tremor dilaporkan masih berada di amplitudo 3 mm sampai 20 mm dan dominan pada 5 mm. “Tercatat juga sekali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 30 mm. Dengan aktivitas selama 12 jam terakhir ini, PVMBG menyimpulkan bahwa aktivitas Gunung Bromo masih tinggi. Hal itu ditandai dengan masih terdengarnya suara gemuruh dari kawah dan terpantaunya sinar api,” katanya.
Dengan laporan terakhir ini, Balai Besar TNBTS sampai hari ini masih merekomendasikan penutupan zona bahaya 2,5 kilometer dari kawah atau di kawasan kaldera yang meliputi lautan pasir, kawah dan savana.
“Zona bahaya ini tetap ditutup dengan penempatan personil untuk memastikan steril dari aktivitas manusia. Sedangkan zona aman untuk melihat panorama Gunung Bromo tetap seperti sebelumnya, di kawasan Cemoro Lawang, Mentigen, Bukit Setya, Bukit Cita, Coban Trisula maupun di Gunung Penanjakan,” kata Ayu. (her/dop/rst)