BPBD Kabupaten Lumajang melakukan inventarisasi terkait kerusakan lahan pertanian dan kerugian yang dialami petani akibat hujan abu akibat peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Bromo.
Wawan Hadi Siswoyo Kepala Sub Bidang Kedaruratan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM, Jumat (8/1/2016), mengatakan bahwa wilayah Lumajang, terutama Desa dan Kecamatan yang berbatasan dengan kaldera Gunung Bromo sempat terdampak hujan abu.
“Ada sejumlah Desa di 4 Kecamatan, diantaranya Senduro, Gucialit, Pasrujambe dan Ranuyoso yang diguyur hujan abu Gunung Bromo saat semburan asap yang bercampur debu vulkanik dihembus angin ke arah timur dan tenggara,” katanya.
Dan wilayah yang terdampak cukup parah sejauh ini, diungkapkannya, adalah Desa Argosari, Kecamatan Senduro. Di sana, petani yang mengelola lahan dengan luasan ratusan hektar mengalami kerugian karena tanaman jenis kentang dan kubis rusak.
“Dari inventarisasi yang kami lakukan, ada 10 hektar lahan pertanian kentang yang rusak parah dan dipastikan gagal panen. Kerugian perhektarnya mencapai Rp. 50 juta. Sedangkan untuk ratusan hektar lahan kentang lainnya, mengalami kerusakan tidak terlalu parah. Karena di lahan tersebut, ada tanaman yang mati dan ad apula yang masih bisa dipertahankan,” paparnya.
Sedangkan untuk lahan pertanian kubis, kerusakan parah terjadi di lahan seluas 5 hektar yang dipastikan ati dan gagal panen. Kerugian perhektarnya tidak sebesar lahan kentang, namun masih mencapai puluhan juta. “Sehingga total kerugian akibat dampak abu Gunung Bromo yang dialami petani tengger di Desa Argosari mencapai ratusan juta rupiah,” tuturnya.
Dengan keurgian sebesar ini, BPBD Kabupaten Lumajang akan melakukan koordinasi dengan BPBD Provinsi Jatim dan instansi terakit di Dinas Pertanian untuk penanganannya.
Dan BPBD sendiri, dalam waktu dekat akan menindaklanjuti dengan kegiatan sosialisasi dengan mengumpulkan warga tengger di Desa Argosari untuk memberikan penjelasan bahaya dan apa yang harus dilakukan mereka. “Sebab, aktivitas vulkanik Gunung Bromo sejauh ini masih tinggi,” ujarnya.
Dalam sosialisasi ini, akan dihadirkan Suparno, petugas vulkanologi dari Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro yang diharapkan bisa menjelaskan bahaya dan apa yang harus diperbuat masyarakat terkait potensi debu vulkanik yang mengguyur Desa setempat. “Selain itu, apa yang diharapkan dari masyarakat dan pemerintah,” jelasnya.
Dimana, potensi bahaya dari aktivitas Gunung Bromo di wilayah Kabupaten Lumajang sejauh ini hanya hujan abu saja. Untuk kemungkinan bahaya erupsi, hal itu dimungkinkan kecil berdampak.
Karena Desa Argosari sebgaai wilayah terdekat dengan kaldera Gunung Bromo berapa di lereng dengan ketinggianlebih dari 2 ribu meter diatas permukaan laut (mdpl). “Dampaknya hanya hujan abu saja. Tapi hujan abu akan merugikan perekonomian masyarakat Argosari jika terjadi terus-menerus dan tebal,” bebernya. (her/rst)