Sabtu, 23 November 2024

Tolak Pengeboran, Warga Tanggulangin Diintimidasi

Laporan oleh Bruriy Susanto
Bagikan
Foto: dok suarasurabaya.net

Warga Desa Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, banyak yang menolak rencana pengeboran sumur gas oleh PT. Lapindo Brantas. Warga khawatir pengeboran di wilayahnya akan mengalami kejadian yang sama seperti di desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Sidoarjo pada tahun 2006 silam.

Namun penolakan itu tidak seluruhnya diutarakan secara gamblang oleh warga. Sebab, mereka mengaku takut karena sudah ada intimidasi yang diduga dilakukan oleh sekelompok preman.

“Jangan terlalu vokal, apa ingin seperti Lumajang (kasus tambang pasir Salim Kancil, red),” kata salah satu warga Desa Banjarasri, Kecamatan Tanggulangin, menirukan ancaman yang dia terima, Sabtu (9/1/2016).

Namun salah satu warga yang bernama Fauzi, mengaku berani menolak pengeboran secara terang-terangan meskipun dia akhirnya mendapatkan intimidasi.

Fauzi, yang merupakan warga desa Kedung Banteng, mengisahkan, intimidasi yang dia terima sudah terjadi sejak bulan puasa tahun 2015 lalu. Saat itu, Fauzi melihat truk pengangkut pasir yang mengeruk sumur milik PT Lapindo namun tanpa dilengkapi surat izin.

Lantaran tidak bisa menunjukkan surat, Fauzi akhirnya melarang semua truk untuk melakukan aktivitas di wilayahnya. Namun, karena aksi heroiknya ini, dirinya malah mendapatkan intimidasi.

Fauzi mengaku jika istrinya yang bernama Wiwik Astuti didatangi dua orang yang tak dikenal di rumahnya. Ketika itu, Fauzi sendiri sedang berada di luar rumah.

“Mbak tolong dikandani bojone (Fauzi, red) ojo terlalu vokal belo warga. Anake sampean iku isik cilik-cilik. Gak usah aneh-aneh. (Mbak tolong diberitahu suaminya, jangan terlalu vokal, membela warga. Anaknya masih kecil-kecil, tidak usah macam-macam),” kata Fauzi menirukan pengakuan istrinya (Wiwik Astuti, red). (bry/dop/fik).

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs