Gempa letusan dari kawah Gunung Bromo dalam 18 jam terakhir semakin sering terjadi. Terhitung sebanyak 14 gempa letusan kembali mengguncang kawah gunung dengan ketinggian 2.329 meter diatas permukaan laut (mdpl) tersebut.
Selain itu, dari laporan pemantauan PVMBG (Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi), Minggu (10/1/2016), juga terjadi gempa vulkanik dangkal dan dalam.
Edy Prasojo Kepala PVMBG Bandung dihubungi Sentral FM mengatakan bahwa energi dari aktivitas di dapur magma Gunung Bromo hingga kini masih tinggi. “Lepasan energi yang terdorong di dapur magma Gunung Bromo inilah yang mengakibatkan terjadinya gempa letusan. Selain itu, juga memicu terjadinya gempa vulklanik dalam dan dangkal,” katanya.
“Meski, gempa tremor Gunung Bromo dalam beberapa hari terakhir mengalami penurunan, namun aktivitas lepasan energi lainnya maish tetap tinggi. Namun yang krusial masih tetap dampak semburan asap bercampur debu vulkanis yang mengakibatkan hujan abu,” paparnya.
Kondisi inilah yang patut untuk diwaspadai, karena masih berpotensi menganggu aktivitas masyarakat. “Termasuk jangkauan bahayanya yang masih ditetapkan untuk disterilkan di 2,5 kilometer dari kawah,” terangnya.
Dan untuk karakteristik Gunung Bromo dangan tipe strato dengan erupsi dibarengi strombolian meski tidak besar, juga memicu terjadinya letupan-letusan seperti sinar api yang terpantau jelas pada malam hari. ” Kalau gunung berapi lainnya, terjadi awan panas, untuk Bromo tidak seperti itu,” urainya.
Semakin seringnya gempa letusan yang terjadi di kawah Gunung Bromo juga menandakan masih tingginya penumpukan energi dari dapur magma Gunung Bromo yang dilepaskan ke permukaan. “Masih ada vulkanik dalam, disertainya tekanan energi dalam dalam kawah saat ini tetap tinggi akibat pengisian energi yang kami perkirakan sudah menumpuk sejak Bulan November 2015 lalu,” jelasnya.
Dari data hasil pemantauan PVMBG dalam 18 jam terakhir, tercatat telah terjadi 14 gempa letusan. Pemantauan pukul 00.00 sampai 06.00 WIB hari ini, Minggu (10/1/2016), terjadi empat kali gempa letusan dalam waktu 10.15 sampai 13.37 second dengan amplitudo 18 sampai 32 mm.
Suara gemuruh terdengar dari kawah. Dari pemantauan seismik, gempa tremor berada di amplitudo 3 sampai 18 mm dan dominan pada 4 mm. Asap kelabu tebal dengan tekanan sedang-kuat dan tinggi berkisar 1200 meter dari puncak kawah (mdpk) atau 3.529 meter diatas permukaan laut (mdpl) terhembus angin ke arah barat.Secara visual cuaca dilaporkan cerah-mendung, angin tenang dan suhu berkisar antara 12 sampai 15 derajat celcius.
Sedangkan dari pemantauan hari Sabtu (9/1/2016) pukul 18.00 sampai 24.00 WIB, terjadi 6 kali gempa letusan dalam waktu 9 sampai 17 second dengan amplitudo 24 mm sampai 4 mm. Terjadi juga gempa vulkanik dangkal dalam waktu 13 second dengan ampliutudo 26 mm.
Suara gemuruh dari kawah tetap terdengar dan sesekali teramati sinar api samar. Dari pantauan seismik, gempa tremor berada di amplitudo 3 mm sampai 23 mm dan dominan pada 5 mm. Di kawasan Gunung Bromo terjadi gerimis hujan, angin tenang dan suhu berkisar antara 15 sampai 18 derajat celcius.
Gempa letusan juga trejadi 4 kali dari pemantauan hari Sabtu (9/1/2016) pukul 12.00 sampai 18.00 WIB, selama 17.27 sampai 22 second dengan amplitudo 30 mm sampai 36 mm. Gempa vulkanik dalam juga terjadi sekali selama 12 second dengan amplitudo 27 mm. Suara gemuruh dari kawah tetap terdengar.
Dari pantauan seismik, gempa tremor berada di amplitudo 2 mm sampai 26 mm dan dominan pada 5 mm. Asap kelabu sedang-kuat dengan tekanan sedang-kuat dan ketinggian berkisar 900 mdpk atau 3.229 mdpl terhembus angin ke arah barat dan barat laut.
Secara visual cuaca dilaporkan cerah-mendung, angin tenang dan suhu berkisar antara 18 sampai 30 derajat celcius. “Secara keseluruhan, status aktivitas vulkanik Gunung Bromo maish tetap Siaga (Level III). Dan rekomendasinya tetap sama, tyidak boleh ada aktivitas di zona bahaya 2,5 kilometer dari kawah,” demikian pungkas Edy Prasojo. (her/dwi)