Sabtu, 23 November 2024

Stop Sebar Foto dan Video Ngeri Bom Jakarta

Laporan oleh Restu Indah
Bagikan
Ilustrasi. Foto : Antara

Penyebaran gambar yang memilukan secara viral atau terus menerus di media massa rawan melanggar etika. Demikian penilaikan Henry Subiyanto staff ahli Kementerian Komunikasi dan Informatika menanggapi maraknya foto dan video yang memperlihatkan korban bom Jakarta di media sosial, Kamis (14/1/2016).

Gambar-gambar yang beredar di media massa tanpa sensor itu karena trend di masyarakat yang ingin berbagi informasi, tanpa mempertimbangkan dampak.

“Di sosmed ada semacam kebanggaan ketika bisa share info, kadang-kadang malah tidak dicek kebenarannya sudah keburu disebar. Ironisnya lagi, sumber tidak jelas tersebut malah dibaca penyiar TV nasional dan dianggap sebagai informasi yang benar,” kata Henry pada suarasurabaya.net.

Menyebar foto dan gambar yang mengerikan kata Hendri, sebenarnya menguntungkan teroris itu sendiri. “Ketika orang takut, maka tujuan dari teroris tercapai. Eksistensi mereka diakui, dan niat mereka untuk mengguncang Jakarta atau Indonesia jadi tercapai,” kata dia.

Netizen saat ini diminta lebih hati-hati. Menyebarkan informasi yang menimbulkan dampak kengerian justru akan mematahkan semangat kerja yang ujung-ujungnya akan membawa pengaruh pada ekonomi, jika ini kemudian diarahkan pada urusan politik, kata Henry Subiyakto.

“Selain ngeri, bayangkan kalau korban itu adalah keluarga kita. Pasti kita keberatan jika foto-foto korban tanpa sensor itu disebar secara luas lewat medsos,” tambahnya. (rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs