Digelar di Galeri Dewan Kesenian Surabaya (DKS), 20 karya lukis Slamet Gaprax tak ubahnya adalah cerita tentang perjalanan hidupnya sendiri. Bertajuk Ruang Cerita.
“Hidup menurut saya adalah melakukan aktivitas pada ruang-ruang. Aktivitas keseharian dari mulai saya lahir sampai saat ini, adalah memasuki ruang-ruang. Dan pada ruang-ruang itu ada cerita. Cerita yang tidak sama, pada setiap ruang,” kata Slamet Gaprax.
Warna-warna soft, seperti merah marun dan abu-abu dipilih Slamet sebagai bentuk ekspresinya diatas kanvas. Ditambah beberapa goresan kuat, warna-warna diatas kanvas Slamet menjadi semarak.
Slamet menghargai perjalanan hidupnya sebagai sesuatu yang tidak pernah bakal terulang kembali. Tidak bakal datang untuk kedua kalinya, lantaran hidup harus terus bergerak dan maju. Bukan kembali kebelakang.
Dalam perjalanan itu, Slamet menemukan banyak hal. Mulai persinggungannya dengan orang tua, kerabat hingga teman-temannya dimasa kecil. Semua adalah cerita.
Ketika Slamet berkutat dengan teman-temannya di kalangan kesenian di kota Surabaya, muncul cerita lain yang tidak sama dengan cerita-cerita sebelunya meskipun ada pada ruang yang sama.
“Ruang-ruang itu, bisa jadi kita sendiri yang menciptakannya. Atau ruang-ruang itu muncul atas kehendak dari sang pencipta. Apapun itu kita sebagai manusia tetap harus mengisinya dengan cerita-cerita,” kata Slamet yang juga kerap tampil dalam performance happening art pad aberbagai kesempatan itu pada suarasurabaya.net.
Jadi Ruang Cerita adalah perjalanan hidup Slamet Gaprax dengan berbagai komunitas, kelompok, situasi, kondisi serta kekinian. Digelar hingga Senin (18/1/2016) karya-karya Slamet Gaprax disandingkan dengan beberapa karya Sholeh Kanvas.(tok/ipg)