Sabtu, 23 November 2024

Beginilah Kisah Orang Tua Melacak Anak Pengikut Gafatar

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Ilustrasi

Bagi Suhariyono, warga Jl Suripto, Perumahaman TNI Angkatan Laut, Kenjeran, Surabaya, tanggal 17 Agustus 2015 adalah hari yang tak bisa dilupakan. Bukan karena bertepatan dengan ulang tahun kemerdekaan, namun di hari itulah, Suhariyono bertemu untuk terakhir kalinya dengan Erri Indra Kautsar, sang putra kesayangan.

Petang ketika sebagian orang masih merayakan peringatan hari ulang tahun kemerdekaan, Erri pamit kepadanya. “Dia izin keluar rumah mau menyelesaikan tugas kuliah,” kata Suhariyono ketika berbincang dengan suarasurabaya.net, Jumat (22/1/2015).

Namun, izin pamit yang awalnya dianggap biasa itu, ternyata menjadi awal kegundahan Suhariyono. Sejak saat itu, Erri menghilang dan tak pernah diketahui keberadaannya hingga saat ini.

Beruntung, Erri sempat cerita pernah aktif di organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Dengan sepenggal cerita inilah, Suhariyono lantas mencari kantor Gafatar di Jawa Timur. Lebih dari tiga kali dia mendatangi pengurus Gafatar Jawa Timur.

“Saya tidak dapat informasi apapun dari pengurus Gafatar. Tapi setelah beberapa kali saya datangi pengurus Gafatar, Erri tiba-tiba menelpon saya,” ujarnya.

Sayangnya, Erri tak mau lama berbincangan dengan keluarga. Di ujung telepon, Erri memastikan kondisinya baik dan saat ini sedang merantau. “Dia tidak bilang posisinya dimana, Erri hanya mengatakan sudah besar dan bisa menentukan hidupnya sendiri,” kata Suhariyono.

Tak pupus semangat, Suhariyono kemudian minta bantuan beberapa koleganya untuk melacak keberadaan Erri melalui tracking ponselnya. Ketika diketahui keberadaanya di Kalimantan, Suhariyono-pun sempat menyusul ke Kalimantan.

Saat itu, di awal November 2015, dirinya nekat ke kawasan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Tengah. Dia juga meminta bantuan polisi setempat. Namun upayanya mencari sang anak lagi-lagi tak berbuah hasil.

Bahkan pada 15 September 2015, Suhariyono juga berkirim surat ke Walikota Surabaya serta Bakesbangpol Surabaya. Tujuannya, agar pemerintah ikut mencari keberadaan mahasiswa semester V jurusan Elektro Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) itu.

Soemarno, Kepala Bakesbangpol membenarkan adanya permintaan pencarian Erri kepada lembaganya. “Saat itu, Bu Wali juga langsung perintahkan saya untuk membantu melakukan pencarian,” kata Soemarno.

Menurut Soemarno, saat itu Pemerintah Kota Surabaya juga langsung berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan badan intelijen termasuk dengan badan intelijen luar negeri.

Informasi yang berhasil dilacak, kata Soemarno, Erri sempat berada di Pontianak dan hendak menyeberang ke Kucing, Malaysia. Sayangnya, berbagai upaya ini belum juga mampu menemukan dimana keberadaan pemuda 20 tahun itu.

Saat ini, Suhariyono hanya bisa menunggu. Program pemerintah yang akan memulangkan ratusan mantan anggota Gafatar dari Kalimantan, sangat dia nanti. Dia berharap, Erri berada di antara ratusan mantan Gafatar yang saat ini dalam proses pemulangan.

“Saya tidak tahu apakah anak saya ada diantara rombongan yang akan dipulangkan ini,” ujar Suhariyono.

Jika memang anaknya itu ada di antara mereka, Suhariyono mengaku telah menyiapkan beberapa program khusus agar anaknya tak lagi meninggalkan keluarga.

“Saya ini orang Islam, dan Erri sejak kecil juga Islam. Jadi nanti saya akan berusaha ajak dia ngobrol. Minimal jangan sampai kembali meninggalkan keluarga tanpa alasan jelas,” kata dia.

Rencananya, pemerintah memang segera memulangkan ratusan mantan anggota Gafatar dari kalimantan. Mereka akan dipulangkan dengan menumpang kapal laut dan dijadwalkan akan tiba di Surabaya pada hari Sabtu (23/1/2016) besok.

Tak hanya Suhariyono yang bersiap menyambut kepulangan ratusan mantan anggota Gafatar, Pemerintah Jawa Timur juga telah membentuk tim khusus yang terdiri dari Kepolisian, MUI, Departemen Agama, NU dan Muhammadiyah.

Beberapa program khusus juga telah disiapkan bagi para mantan anggota Gafatar setibanya di Jawa Timur. “Mereka nanti akan kita berikan pemahaman tentang kewarganegaraan dan keagamaan yang benar,” kata Nadjib Hamid, Wakil Ketua Pengurus Muhammadiyah Jawa Timur yang juga menjadi tim khusus untuk menangani mantan anggota Gafatar. (fik/rst)

Teks Foto :
-Suhariyono, warga Jl Suripto, Perumahaman TNI Angkatan Laut, Kenjeran, Surabaya.
Foto : Taufik suarasurabaya.net

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs