Gunung Bromo memuntahkan lava pijar sejauh 100 meter dari kawah pada Senin (25/1/2016) malam. Selain itu, juga terdengar suara dentuman dan gemuruh keras dari gunung setinggi 2.329 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut.
Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan, lontaran lava pijar teramati sejak hari Senin pukul 18.00 WIB sampai hari Selasa (26/1/2016) pukul 06.00 WIB.
Ayu Dewi Utari, Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mengatakan, sampai Selasa siang di sekitar Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Bromo juga diguyur hujan abu tipis, dampak dari semburan abu vulkanik gunung tersebut.
Sementara itu, pantauan sampai pukul 12.00 WIB, secara seismik kegempaan tremor tetap berada di amplitudo 3 mm sampai 36 mm dan dominan pada 11 mm. “Bromo masih berada di status Siaga (level III). Rekomendasi kami tetap sama. Areal kaldera steril dari aktivitas manusia. Wisatawan Bromo direkomendasikan menikmati panorama Gunung Bromo hanya dari titik Mentigen, Cemorolawang dan Penanjakan saja,” katanya kepada Sentral FM, Selasa.
Hendro Wahyono Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan distribusi masker ke daerah-daerah yang mungkin terdampak.
“Sampai saat ini dari pantauan relawan, meski arah angin ke timur, hujan abu tidak berdampak di wilayah Lumajang. Namun, kami akan terus melakukan pemantauan,” katanya.(her/iss/ipg)