Aktivitas dapur magma Gunung Bromo, Rabu (27/1/2016) semakin menunjukkan tanda-tanda kian bergejolak. Kondisi itu ditandai dengan terjadinya hujan pasir yang menguyur kawasan pemukiman suku tengger di wilayah Bromo. Hujan pasir itu juga berpotensi mengguyur pemukiman suku tengger di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.
Hendro Wahyono Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM mengatakan, hujan pasir itu teramati dari laporan yang disampaikan PVMBG (Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi) dari pantauan 12 jam terakhir.
Dari pantauan tersebut, PVMBG menginformasikan dari pengamatan rutin hari ini, Rabu (26/1/2016) pukul 00.00-06.00 WIB, asap putih-kelabu kecoklatan sedang-tebal dengan tekanan sedang-kuat terhembus ke arah timur dan timur laut mengarah ke Lumajang. Ketinggian asap mencapai 1.200 meter dari puncak kawah (mdpk) atau 3.529 meter diatas permukaan laut (mdpl).
Selain itu, terdengar suara gemuruh sedang-kuat dari kawah. Terdengar dentuman kuat dari kawah. Teramati juga sinar api samar-samar dan kawasan Bromo diguyur hujan pasir tipis yang teramati di pos PGA (Pengamatan Gunung api) Bromo.
Dari pantauan seismik, gempa tremor masih berada di amplitudo 2-36 mm dan dominan pada 7 mm. Tiga kali gempa letusan denmga amplitudo 36 mm dalam waktu 23 sampai 45detik juga mengguncang kawah gunung dengan ketinggian 2.329 meter diatas permukaan laut (mdpl) tersebut.
Dari pantauan yang sama, teramati juga dua kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 20 mm dan 32 mm dalam waktu 7 sampai 8 detik. Sekali gempa vulkanik atas dalam waktu 13 detik. “Namun, aktivitas vulkanik Gunung Bromo masih status Siaga (Level III),” katanya.
Dengan pengamatan itu, masih kata Hendro Wahyono berarti potensi hujan pasir akibat hembusan asap bercampur material vulkanik Gunung Bromo ke arah timur menuju Lumajang sangat tinggi.
“Hanya saja, dari pantauan sampai saat ini, relawan di Desa Argosari, Kecamatan Senduro maupun yang ada di wilayah Kecamatan Gucialit menyatakan masih aman. Tapi, kalau hembusan angin semakin kuat, wilayah perbatasan antara Lumajang dnegan kaldera Bromo, terutama di Desa Argosari yang merupakan pemukiman suku tengger lereng Bromo, bisa terdampak hujan pasir ini,” paparnya.
Sementara itu, dari pantauan 6 jam sebelumnya, mulai pukul 18.00-24.00 WIB, asap putih-kelabu kecoklatan sedang-tebal dengan tekanan sedang-kuat juga tetap terhembus ke arah timur dan timur laut. Ketinggian asap mencapai 1.200 mdpk atau 3.529 mdpl.
Terdengar juga suara gemuruh sedang-kuat dan dentuman kuat dari kawah. Selain itu, teramati sinar api samar-jelas dan lontaran lava pijar dengan radius berkisar 150 meter dari puncak kawah. Hanya saja, hujan pasir tipis tidak terjadi, namun guyuran hujan teramati di pos PGA Bromo.
Dari data seismik, gempa tremor masih terus mengguncang kawah Gunung Bromo dengan amplitudo 2 mm sampai 36 mm dan dominan pada 11 mm. Tiga kali gempa letusan dengan amplitudo 36 mm dalam waktu 35 sampai 71detik juga terjadi.
“Secara visual cuaca teramati terang meski mendung, angin kencang dan suhu berkisar antara 13-16 derajat celcius. Sehingga pengamatan visual Gunung Bromo terpantau jelas. Dari hasil pantauan ini, kami mengimbau warga di dua wilayah Kecamatan, baik Senduro, khususnya Desa Argosari dan Kecamatan Gucialit di Desa Pakel dan Kertowono untuk waspada terhadap ootensi hujan pasir yang dimungkinkan terjadi. Dan kami juga akan menyiapkan distriobusi masker jika kondisi darurat itu terjadi,” demikian pungkas Hendro Wahyono. (her/dwi)