Muhamad Nur Arifin Wakil Bupati Trenggalek mampir ke suarasurabaya.net, Rabu (27/1/2016) malam. Berpasangan dengan Emil Dardak Bupati Trenggalek, mereka menjadi pasangan Kepala Daerah termuda di Indonesia.
Gus Ipin begitu biasanya dia disapa, banyak bercerita tentang pengalaman hidupnya, mulai mimpi hingga pilihan terjun ke dunia politik praktis di usia 25 tahun.
“Sebenarnya saya ini golongan anak muda yang apatis pada politik. Tapi, karena saya bersama temen-temen muda di sana sering mengkritik, maka timbul suatu konsep untuk maju. Munculah kemudian gerakan pertanian, I Love Trenggalek, UKM dan Wisata,” ujarnya dalam wawancara program Muda Tapi Luar Biasa di Radio Suara Surabaya.
Hidupnya berubah setelah ayahnya meninggal dunia tahun 2007. Sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, ini merupakan pukulan baginya. “Itu semacam shok terapi yang luar biasa. Bapak saya itu tukang becak di Wonokromo, ibu saya buruh cuci di Bendul Merisi,” katanya.
Gus Ipin menceritakan, pernah terjun di dunia entertainment pada tahun 2009. Dia berangkat ke Jakarta untuk mengejar penasaran yang harus dituntaskan. Kemudian bermain band hingga tahun 2012.
Namun, ternyata hidup di dunia hiburan tidak membawa perubahan hidup baginya. Dia tergerak dengan ucapan almarhum ayahnya yang mengatakan kalau ingin jadi orang baik, jangan setengah-setengah lakukan sepenuhnya.
“Kemudian, saya terbayang sikap struggle of life. Ternyata isi batin saya selama di Jakarta tidak terisi. Lalu saya kembali ke Trenggalek. Masyarakat yang riil itu bukan dilihat dari atas panggung,” katanya.
Di situlah, kemudian Gus Ipin memilih untuk total di dunia Politik. “Saya ingin total dalam hidup, bagaimanapun juga saya punya nilai. Bapak saya meninggal di usia muda. Saya harus berarti dengan umur saya saat ini,” katanya.
Maju menjadi calon kepala daerah di Trenggalek bersama Emil Dardak memang sebuah tekat besar untuk kemajuan Trenggalek.
“Memang sempat ada anggapan apa mungkin mampu, seorang anak muda berusia 30 tahun dan bocah 25 tahun ingin menantang incumbent. Tapi, karena tekad kita akhirnya terwujud,” katanya.
Pendekatan yang dilakukan untuk menaklukkan sang Incumbent adalah dengan lebih banyak mendengar masyarakat. Incumbent banyak menebar janji dan merasa sudah melakukan ini melakukan itu, kata Gus Ipin.
“Ternyata masyarakat itu jenuh dengan pemimpin yang merasa sudah melakukan ini dan itu. Kami berdua lebih banyak bertanya ke masyarakat, sebenarnya apa yang rakyat butuhkan. Misalnya untuk nelayan, mereka mengeluhkan tata niaga ikan, gimana dapatkan solar, alat dan sebagainya,” katanya.
Dari banyak bertanya itulah akhirnya lahir sebuah konsep dan gagasan utuh yang benar-benar dibutuhkan masyarakat. “Kita lebih banyak bertanya bukan janji. Diskusi yang menghasilkan konsep dan direalisasi,” katanya.
Saat ini Emil Dardak dan Nur Arifin sudah menjadi Bupati dan Wakil Bupati Trenggalek. Mereka berdua bertekad memajukan Trenggalek.
“Hasil diskusi saya dengan Mas Emil, kami harus menjawab pertanyaan, kenapa Trenggalek menjadi daerah yang terisolasi kemajuannya. Ada semacam missing puzzle, karena kota Kediri maju, Tulungagung, Ponorogo, dan Pacitan juga maju. Kenapa Trenggalek tidak maju. Padahal kemajuan itu menular. Inilah yang akan kami perjuangkan, memajukan Trenggalek,” katanya.(bid/rst)