Sabtu, 23 November 2024

Polisi Ungkap Motif Suami Tusuk Istri Hingga Tewas di Jember

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
AKBP Alfian Nurrizal Kapolres Jember saat menginterogasi tersangka sambil menunjukkan barang bukti dalam pers rilis yang digelar di Mapolres Jember, Senin (28/10/2019). Foto: Antara

Kepolisian Resor Jember mengungkap motif kasus pembunuhan dengan tersangka Rendi Setiawan (28) yang tega membunuh istrinya Fani Amalia Heniati (24) dengan menusukkan sebuah pisau ke perut korban hingga tewas.

Peristiwa suami menusuk istrinya hingga tewas itu terjadi di Perumahan Karyawan Afdeling Dampar, Kebun Mumbul PTPN XII Desa Kawangrejo, Kabupaten Jember, Jawa Timur, pada Minggu (27/10/2019).

“Korban Fani Amalia yang tewas dengan sebuah pisau tertancap di perutnya bukan korban bunuh diri, namun korban pembunuhan yang dilakukan oleh suaminya sendiri,” kata AKBP Alfian Nurrizal Kapolres Jember saat jumpa pers di Mapolres Jember, Senin (28/10/2019).

Fani Amalia ditemukan tewas di dalam kamarnya pada Minggu (27/10/2019), dengan pisau yang masih menancap di perutnya dan ditutupi sebuah boneka. Pada awalnya aparat kepolisian menduga korban melakukan bunuh diri.

“Berdasarkan keterangan tersangka, pembunuhan tersebut dilakukan karena kecewa dan kemarahan yang dipendam oleh suaminya, sehingga menusuk istrinya dengan sebuah pisau milik tersangka yang berada di dalam kamar,” tambahnya dilansir Antara.

Ia menjelaskan, tersangka merasa kecewa karena tidak dihargai sebagai suami dan seorang laki-laki. Namun ada juga faktor ekonomi yang membuat pelaku sakit hati, yang memicu pembunuhan dilakukan secara spontan oleh tersangka.

“Tersangka mengaku kesal karena setiap meminta sebagian uang gajinya yang diberikan kepada korban, selalu dijawab habis dan tidak dijelaskan uangnya habis untuk apa, sehingga itu membuat tersangka kecewa,” terangnya.

Tersangka Rendi menusuk istrinya yang dinikahi baru sembilan bulan lalu dengan sebuah pisau yang berada di dalam kamar dan tersangka menutup mulut korban dengan sebuah boneka, sehingga tidak terdengar teriakan oleh tetangga korban.

Setelah membunuh istrinya, tersangka membuat sejumlah alibi dengan mengaburkan pembunuhan itu dan berpura-pura meminta tolong kepada bibi dan adiknya untuk mengecek kondisi korban yang sakit.

“Pelaku berpura-pura mau membeli obat untuk korban, namun saat telepon tidak diangkat, sehingga minta tolong bibi dan adiknya untuk melihat istrinya di rumah yang menemukan korban dalam keadaan meninggal dunia dengan pisau yang masih tertancap di perutnya,” lanjutnya.

Tersangka dijerat dengan pasal 44 ayat 3 Undang-Undang 23 tahun 2004 tentang KDRT dan subsider 338 KUHP dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.(ant/tin)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs