Nilai inflasi Jawa Timur di bulan Januari 2016 lebih tinggi daripada nasional. Nilai inflasi Jawa Timur mencapai 0,65 persen, lebih tinggi daripada nasional yakni 0,51 persen.
Sairi Hasbullah Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mengatakan, Surabaya menjadi kota dengan nilai inflasi tertinggi dengan 0,73 persen. Sementara kota dengan nilai inflasi terendah yaitu Probolinggo yakni 0,42 persen.
“Ya nilai inflasi awal tahun ini memang mengejutkan. Biasanya Jatim lebih rendah daripada nasional. Di luar dugaan juga Kota Surabaya nilai inflasinya tertinggi di Jatim. Bahkan lebih tinggi dari kota-kota lain di luar Jatim seperti Bandung (0,53 persen), Yogya (0,53 persen), dan DKI Jakarta (0,24 persen),” kata dia, Senin (1/2/2016) di Surabaya.
Menurut Sairi, kelompok pengeluaran yang memberikan andil inflasi terbesar di Jawa Timur adalah bahan makanan dengan inflasi 2,36 persen. Disusul sektor perumahan dan listrik yakni 0,67 persen.
“Inflasi bahan makanan Jatim 2,36 persen, lebih tinggi daripada nasional yang 2,2 persen. Artinya kenaikan harga bahan makanan Jatim berada di atas nasional. Di sektor perumahan yang membuat tingginya inflasi adalah naiknya harga pasir dan kenaikan tarif listrik,” ujar dia.
Namun Sairi mengatakan, inflasi Jawa Timur di awal tahun 2016 ini sedikit diimbangi dengan deflasinya sektor transportasi seperti turunnya harga bahan bakar minyak (bbm).
“Kalau bbm tidak turun maka bisa jadi inflasi Jatim lebih tinggi lagi. Andil deflasi akibat turunnya harga bbm ini 0,19 persen,” kata dia.(dop/rst)