Prediksi kenaikan suku bunga lebih dari 0,25 persen bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed tahun ini dinilai bisa menggairahkan arus modal Indonesia.
Damhuri Nasution ekonom senior Danareksa Research Institute mengatakan, kenaikan suku bunga The Fed dan adanya indikasi kenaikan di tahun ini mengindikasikan kondisi ekonomi yang sedang bagus di AS.
“Kenaikan suku bunga Amerika pertanda negara itu yakin tumbuh bagus dan kuat ekonominya. Jika perekonomian negara-negara maju bagus, maka biasanya negara berkembang juga bagus. Karena dalam kondisi seperti itu biasanya arus modal dari maju ke negara berkembang makin deras. Jadi kenaikan suku bunga The Fed jangan ditafsirkan menakutkan,” kata Damhuri kepada suarasurabaya.net, Rabu (3/2/2016) di Surabaya.
Jika The Fed benar akan menaikkan suku bunganya lebih dari 0,25 persen tahun ini, Damhuri mengimbau agar Bank Indonesia (BI) tidak ikut-ikutan untuk menaikkan suku bunga acuannya (BI Rate).
“Kalau The Fed naik tidak mesti BI juga harus naikkan suku bunganya. Karena BI juga harus memperhatikan makro ekonomi Indonesia yang butuh pertumbuhan ekonomi,” kata Damhuri.
Menurut Damhuri, malah BI diharapkan bisa menurunkan suku bunganya lebih rendah lagi di tahun ini. Kata dia, ada 2 faktor yang menyebabkan BI agar bisa menurunkan suku bunganya.
“Pertama, adanya ekspektasi yang mengatakan kalau inflasi kita akan terus menurun di tahun ini. Lalu yang kedua angka pengangguran di Indonesia kan semakin tinggi saat ini, kalau suku bunga direndahkan diharapkan bisa mengurangi angka pengangguran tersebut. Suku bunga BI bisa diturunkan 6,5 sampai 6,75 persen lah,” ujarnya.(dop/rst)