Smart Industry merupakan industri yang mampu untuk lebih fleksibel baik dalam hal jumlah produksi, jenis yang diproduksi hingga fleksibel dalam menghadapi konsumen.
Jika para pelaku bisnis tak mampu fleksibel dalam berinovasi maka bisa saja bisnis yang sudah dijalankan tidak dapat berjalan ditengah persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ini.
Untuk menghadapi hal ini, maka setiap industri harus mulai meninggalkan business as usual menjadi smart industry.
“Ibarat komputer, maka pelaku bisnis beserta para pekerja harus memiliki kemampuan 7.0 dan bukan lagi sekedar 2.0 saja. Ini perlu dipahami agar keberadaan industri yang dikelolanya mampu bersaing. Termasuk bersaing di MEA,” kata Kresnayana Yahya Konsultan Bisnis.
Lebih lanjut Kresna menegaskan bahwa kemampuan industri serta para pelakunya wajib memiliki kemampuan serta skill yang seimbang dengan negara-negara lain.
“Dan di tengah persaingan itu, maka pelaku industri wajib melakukan perubahan. Hal itu perlu dilakukan agar industri mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi. Jangan sekadar jadi penonton,” ujar Kresna.
Seminar bertajuk: Smart Industry be a leader truth Inovatation and IT, Jumat (5/2/2016) sekaligus peluncuran Program Magister Teknik Industri Universitas Kristen(UK) Petra Surabaya, menghadirkan Kresnayana Yahya sebagai pembicara.
Sementara itu, ditegaskan I Gede Agus Widyadana, Ph. D., Kepala Program Studi Magister Teknik Industri UK Petra, bahwa tema yang dipilih diharapkan memberikan pembelajaran baru bagi masyarakat, terkait perkembangan teknologi informasi.
“Karena pembelajaran yang ada dalam Program Magister Teknik Industri UK Petra yang mulai dibuka tahun 2016 ini, punya warna teknologi informasi yang kuat. Dengan adanya penguasaan teknologi informasi membantu efisiensi melakukan analisa data sekaligus mengembangkan teknologi industri terbaru yang efisien,” kata I Gede Agus Widyadana.(tok/ipg)