Minggu, 24 November 2024

Ekspor Sepatu ke Eropa Terkendala Pajak

Laporan oleh Dodi Pradipta
Bagikan
Ilustrasi. Foto: newsinfo.inquirer.net

Asosiasi Persepatuan Indonesia (APRISINDO) Jawa Timur mengatakan ekspor sepatu dalam negeri ke negara-negara Eropa terkendala pajak yang tinggi.

Padahal, di negara ASEAN lainnya seperti Vietnam ekspor sepatu ke Eropa negara yersebut tidak dikenai pajak sama sekali.

Winyoto Ketua Aprisindo Jawa Timur mengatakan, perbedaan perlakuan pajak antara industri sepatu Indonesia dan Vietnam terhadap Eropa merupakan masalah lobi government to government.

“Ekspor sepatu kulit dalam negeri ke Eropa itu dikenakan pajak 4,9 persen. Kalau sepatu olahraga dikenakan pajak 9 persen. Nah kalau Vietnam ekspor sepatunya ke Eropa pajaknya 0 persen. Dari sisi pajak, kita sudah kalah 4,9 persen dan 9 persen. Vietnam bisa dapat 0 persen karena pemerintah sana mau melobi negara-negara Eropa,” kata Winyoto kepada suarasurabaya.net, Selasa (16/2/2016) di Surabaya.

Di awal tahun 2016, kata Winyoto, ekspor industri sepatu khususnya di Jawa Timur ke negara-negara lain secara umum masih lesu.

Masih fluktuatifnya nilai tukar rupiah dan suku bunga tinggi serta tingginya Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) menjadi kendala belum bergairahnya ekspor industri persepatuan dalam negeri.

“Rupiah kan sampai saat ini masih naik turun. Kalau naik, naik sekali tapi kalau turun ya turun sekali. Bunga bank juga masih tinggi 12 sampai 13 persen. Padahal negara ASEAN lain hanya 6 sampai 7 persen. Hampir 2 kali lipatnya bunga bank Indonesia dibanding negara-negara lain. Yang terakhir masalah UMK, karena UMK disini jauh lebih tinggi 50 sampai 60 persennya Vietnam. Sehingga Vietnam bisa menjual sepatu lebih murah,” ujarnya.

Serapan industri sepatu Jawa Timur di dalam negeri juga masih belum baik. Menurut Winyoto, hal ini dikarenakan masalah cuaca dan infrastruktur yang masih tersendat.

“Faktor cuaca yang tidak baik kan bisa mengurangi pendapatan warga. Banjir misalnya, membuat orang-orang malas keluar. Yang akhirnya membuat perekonomian kurang berjalan. Selain itu masalah infrastruktur yang belum rampung misalnya tol Sumo (Surabaya-Mojokerto). Itu kan sampai sekarang belum jalan, sehingga menghambat arus distribusi sepatu Jawa Timur ke daerah-daerah lain,” kata Winyoto. (dop/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
27o
Kurs