Selain bertentangan dengan ajaran Kristen dan menyimpang dari Alkitab, saat melaksanakan persekutuan doa kelompok Oiukumene Kasih yang menggelar kegiatan di hotel juga kerap melarang umat peserta doa bertemu dengan keluarga sendiri.
“Mereka membentuk kelompok persekutuan doa sendiri. Dan menggelar persekutuan doa di hotel atau mall. Dan dari pengakuan umat, mereka dilarang bertemu dengan keluarganya. Jadi seperti diindoktrinasi,” kata Sudhi Dharma ketua umum Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag) Jawa Timur.
Sudhi mengingatkan bahwa tidak ada aktivitas persekutuan doa yang seperti itu di sepanjang kepengurusan Bamag yang sudah terbentuk sejak lama di Surabaya maupun di Jawa Timur.
“Biasanya umat berkumpul dan berdoa di gereja. Urusan dengan keluarga juga tidak perlu dilarang-larang. kalau untuk bertemu dengan keluarga saja dilarang, ini kan sudah bertentangan dengan ajaran Kristen yang lebih banyak mengajarkan Kasih terhadap keluarga dan umat,” kata Sudhi.
Sementara itu menurut Andreas yang satu diantara keluarganya menjadi bagian dari persekutuan doa Oiukumene Kasih, fakta bahwa keluarganya itu akhirnya menjadi jauh dengan keluarga lainnya terjadi dan sulit lepas dari persekutuan doa tersebut.
“Kami sudah berusaha supaya keluarga saya itu keluar dari persekutuan doa tersebut. Tapi sulit sekali. Sepertinya sudah dicuci otak gitu. Sampai-sampai ketemu keluarga saja tidak mau,” ujar Andreas.
Beruntung, penolakan satu diantara keluarga yang menjadi umat persekutuan doa Oiukumene Kasih itu cepat berakhir. “Karena keluarga saya itu segera sadar. Makanya langsung keluar dari persekutuan itu,” kata Andreas.
Rabu (24/2/2016) Bamag Jawa Timur menggelar pertemuan dengan wartawan sejumlah media untuk memberikan penjelasan resmi terkait munculnya kelompok persekutuan doa yang memberikan ajaran bertentangan dengan Alkitab di Kota Surabaya ini.(tok/rst)
NOW ON AIR SSFM 100
