Sabtu, 23 November 2024

Penderita Cikungunya di Lumajang Terus Bertambah, Capai 200 Lebih

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Serangan penyakit cikungunya yang telah mewabah mulai awal Januari lalu di wilayah Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang hingga saat ini belum teratasi. Bahkan warga yang terpapar juga terus bertambah.

Askab Hariyanto Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Menular pada Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM, Kamis (25/2/2016), mengatakan bahwa jumlah penderita sejak penyaklit yang mengakibatkan penderitanya mengalami rasa sakit di bagian persendian dan kelumpuhan sementara ini telah mencapai lebih dari 200 orang.

“Jumlah penderitanya sudah mencapai 200 orang lebih. Penyakit cikungunya ini hanya terjadi di wilayah Kecamatan Jatiroto saja. Sedangkan di wilayah Kecamatan lainnya tidak ada atau tidak ditemukan penderita,” katanya.

Jumlah penderita sebanyak ini, telah mengalami peningkatan signifikan dari angka penderita yang terdata dalam kurun waktu 3 pekan pada bulan Januari lalu. Dimana saat itu tercatat jumlah penderita penyakit cikungunya yang juga diakibatkan gigitan dari nyamuk aides aygepti ini telah mencapai 111 orang yang terpapar.

Awalnya penyakit ini menyerang di Desa Kaliboto Lor kemudian menyebar ke Desa Kaliboto Kidul hingga merata ke Desa-Desa lainnya. Dari data Puskesmas Jatiroto, di Desa Jatiroto ditemukan 26 penderita, Desa Kaliboto Lor 2 penderita, Desa Kaliboto Kidul 17 penderita, Desa Rojopolo 38 penderita dan Desa Sukosari 28 penderita.

Perbandingannya, selama tahun 2015 lalu, jumlah penderita penyakit chikungunya di wilayah Kecamatan yang sama tercatat sebanyak 101 orang yang tersebar di tiga Desa saja. Masing-masing Desa Jatiroto, Desa Kaliboto Lor dan Desa Kaliboto Kidul.

Setelah mendapatkan laporan mewabahnya penyakit ini, Askab Hariyanto mengatakan, Dinkes Kabupaten Lumajang langsung melakukan pemantauan epidemologi (pe) di wilayah-wilayah yang terjangkit penyakit tersebut. Dilakukan pemeriksaan pada area 100 meter di sekitar rumah warga yang terpapar.

Hasil dari pemantauan epidemologi, selanjutnya Dinkes Kabupaten Lumajang untuk dilakukan penelitian lebih-lanjut. “Kami juga telah menunrunkan petugas medis untuk mengambil sampel darah penderitanya guna diperiksa laboratoris di BPLK. Namun hasilnya negatif,” ujarnya.

Dengan hasil tersebut, Askab Hariyanto menjelaskan, bahwa secara klinis memang penderita terpapar cikungunya, namun secara laboratoris negatif. “Sehingga kami belum memutuskan apa sebenarnya penyakit ini. Smenetara saya anggap cikungunya klinis,” jelasnya.

Untuk memutus siklus penyakit ini, Dinkes Kabupaten Lumajang juga telah melakukan koordinasi dengan Puskesmas guna dilakukan fogging. “Selain itu, PSN kita gencarkan kembali dengan partisipasi aktif manyarakat. Kegiatan ini harus dilakukan secara kontinyu agar siklus mata rantai penyakit ini benar-benar terputus dan penyebarannya bisa dihentikan,” pungkas Askab Hariyanto. (her/ipg)

Teks Foto :
– Pemeriksaan medis terhadap penderita cikungunya yang dilakukan petugas medis Puskesmas Jatiroto.
Foto : Sentral FM

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs