Minggu, 24 November 2024

Longsor dan Pohon Tumbang, Akses Ranupane-Lereng Semeru Terputus

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Hujan lebat yang mengguyur wilayah lereng Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang selama dua hari terakhir membawa dampak bencana longsor. Longsoran terjadi di jalur menuju Desa Ranupane, Kecamatan Senduro yang menjadi pos check point sebelum melakukan pendakian ke gunung dengan ketinggian 3.676 meter diatas permukaan laut (mdpl) tersebut.

Hendro Wahyono Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM, Kamis (25/2/2016), mengatakan bahwa titik longsoran berada di atas kawasan ireng-ireng yang merupakan wilayah hutan lindung di bawah pemangkuan Balai Besar TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru).

“Longsoran dilaporkan terjadi dinihari tadi. Dan kami bisa segera merespon dengan mengirimkan personil Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Lumajang ke lokasi, pagi tadi,” katanya.

Di lokasi, personil TRC bergabung dengan unsur TNI/Polri dan TNBTS untuk melakukan pembersihan. Dari pengecekan yang dilakukan, ternyata tidak hanya longsor saja yang harus ditangani. Pasalnya ada dua pohon besar berusia ratusan tahun yang termasuk langka.

Kedua pohon yang ikut tumbang karena terdampak longsoran tanah tebing ini, masing-masing jenis putih dodo dengan diameter 100 centimeter dan jenis anggrong berdiameter 75 centimeter. Akibatnya, akses jalur menuju Desa Ranupane pun terputus berjam-jam.

Sejak pagi tadi, personil gabungan di lokasi langsung melakukan pembersihan jalur dan pemotongan pohon yang tumbang menggunakan alat manual berupa mesin senso. Hingga, upaya pembersihan jalur membutuhkan waktu berjam-jam juga.

“Jalur baru benar-benar bisa terbuka dan bisa dilalui pukul 12.00 WIB tadi,” paparnya.

Setelah jalur berhasil dibuka, akses lalu-lintas masyarakat Suku Tengger dari Desa Ranupane menuju wilayah Kecamatan Senduro pun lancar kembali. Padahal mereka harus menunggu berjam-jam lamanya, hanya untuk membeli kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat yang ada di lereng Semeru tersebut.

Hendro Wahyono menambahkan jika dari pemetaan yang dilakukan, sepanjang jalur menuju Desa Ranupane yang masuk kawasan hutan lindung TNBTS rawan terjadi longsoran dan pohon tumbang. Apalagi jika wilayah tersebut diguyur hujan lebat, hingga mengakibatkan kontur tanah menjadi labil.

“Dengan kondisi tersebut, kami telah melakukan koordinasi untuk melakukan pemotongan pohon yang rawan tumbang. Ini dilakukan dengan panduan personil TNBTS agar tindakan yang kami lakukan sesuai dengan aturan. Pasalnya, bagaimanapun wilayah tersebut adalah hutan lindung yang berada di bawah pemangkuan TNBTS,” kata Hendro Wahyono. (her/dop)

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
34o
Kurs