Sabtu, 23 November 2024

Hadapi Curah Hujan Tinggi, Risma Pimpin Pengerukan Saluran

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Tri Rismaharini Walikota Surabaya terlihat sibuk memimpin pengerukan saluran di Jl Dr Moestopo dari selatan ke utara, Minggu (28/2/2016). Foto: Abidin suarasurabaya.net

Tri Rismaharini Walikota Surabaya terus berupaya menanggulangi banjir yang sempat menggenangi beberapa wilayah di kota Surabaya. Risma memimpin langsung pengerukan saluran air dan kanal di beberapa tempat yang sudah mengalami pendangkalan.

“Kita terus keruk saluran. Selain itu, kita juga buat saluran baru. Pengerukan ada di Kali Balong, Kandangan, Bosem di Kalidami, Saluran Tembok, Tenggilis Mejoyo, dan Kali perbatasan Surabaya-Sidoarjo,” ujar Risma usai memimpin pengerukan saluran di Jalan DR Moestopo, Minggu (28/2/2016).

Risma mengatakan, penyebab terjadinya genangan di beberapa titik di Surabaya kemarin karena curah hujan yang tinggi. Sementara saluran-saluran tidak bisa menampung.

“Ramalannya BMKG memang curah hujan tinggi tahun ini. Makanya proyek pematusan saya tarik untuk di depan. Kita sudah tender penggantian pompa di beberapa tempat. Terus terang, saya masih belum sreg. Makanya saya tambah saluran baru lagi,” katanya.

Selain itu, Risma akan menambah jumlah bosem untuk tampungan air. Saat ini sudah ada 20 bosem yang sudah dibuat Pemkot. Tapi, menurut Risma ini masih kurang untuk mengantisipasi banjir.

Menurut Risma, permasalahan membangun saluran atau pengerukan itu karena tempat-tempat sulit di Surabaya sudah mulai sulit. Dia mencontohkan di Balongsari Tama yang tempatnya agak ke bawah dan sulit dijangkau.

“Memang tidak semudah daerah lain yang tanahnya horizontal. Seperti juga di Citraland, memang harus ada treatment khusus karena kondisi tanahnya naik turun,” katanya.

Segala upaya yang dilakukan Pemkot setiap hari ini, menurutnya memang masih kurang karena curah hujan yang tinggi. Maka dari itu, tahun depan Risma ingin ada rumah pompa lagi.

“Di Nyamplungan, Pegirian sampai jalan Jimerto itu bisa kena banjir luapan air kalimas yang dari laut. Maka itu, renacana kita buat rumah pompa di Kalimas. Karena itu wilayah heritage, maka akan kita buat yang beda,” katanya.

Surabaya Barat

Permasalahan banjir di Surabaya Barat kemarin, menurut Risma karena memang kondisi tanah di Lontar dan Ciputra bergelombang, sehingga drainase tidak bisa berfungsi.

“Kalau itu harus ada penanganan khsusus karena tanahnya naik turun. Itu drainasenya tidak bisa dibangun seperti yang ada di tempat lain. Itu sulit pengerjaannya,” katanya.

Namun, menurut Risma, pembangunan Drainase lebih mudah di Citraland daripada di Lontar. Karena di Citraland lokasinya luas, sementara di Lontar jalannya sempit dan padat penduduk.

“Membangun di Citraland lebih mudah daripada di Lontar. Karena di Lontar jalannya kecil dan padat sekali,” katanya.(bid/dop)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs