Sabtu, 23 November 2024

Ini Tiga Langkah Pemprov Cegah Banjir Sampang Datang Lagi

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Banjir di Seberang Sungai Kajuk, Sampang, Sabtu (27/2/2016) siang. Foto: Evi Sufiani via e100ss

Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan melakukan tiga cara untuk mencegah banjir di Kota Sampang di kemudian hari, kata Saifullah Yusuf Wakil (Gus Ipul) Gubernur Jawa Timur, saat meninjau banjir di kota itu, Minggu (28/2/2016).

Pertama, membuat pintu air yang dapat bergerak fleksibel untuk membendung air dari laut ke darat dan sebaliknya, memisahkan air yang dari sungai mau ke laut.

“Sekarang ini kalau lautnya sedang pasang, air sungai tidak pernah bisa masuk ke laut. Tapi kalau sudah tidak musim hujan, sungainya juga tidak ada airnya,” ujar dia kepada Radio Suara Surabaya, Minggu sore.

Kedua, membuat sodetan. “Sungai Kemuning di tengah kota memerlukan sodetan sehingga tidak meluap. Ketiga, kita akan mengadakan pompa air,” katanya.

Banjir tahun ini, diakui Gus Ipul, adalah banjir terparah dengan daerah terdampak yang lebih luas daripada tahun 2013 lalu. Sedikitnya 39.000 jiwa dari 11.000 KK menjadi korban dalam musibah ini.

“Pusat kota lumpuh sekali, warga hanya nunggu air surut, tidak ada aktivitas. Ketinggian air berkisar antara 20 cm sampai 2 meter. Kalau tidak ada tambahan air hujan, satu sampai dua hari akan surut,” katanya

Menurutnya, banjir tahunan yang siklusnya semakin sering ini disebabkan oleh letak geografis yang mencapai 80 cm di bawah permukaan air laut. “Dulu 10 tahun sekali, enam tahun sekali, sekarang tiga tahun sekali.”

Sementara, menurut Gus Ipul, pihaknya akan memprioritaskan kebutuhan warga berupa kebutuhan wanita dan anak, makanan minuman.

“Ada kesulitan pengiriman kebutuhan pokok warga di sini. Airnya deras jadi tidak gampang. Tadi saya beserta rombongan baru 100 meter, terasa arusnya deras sekali,” kata Gus Ipul.

Pihaknya juga mewaspadai problem susulan yaitu datangnya serangan penyakit pasca banjir. Untuk itu, pemerintah provinsi dan kabupaten bekerjasama dengan Unair dan RSUD Dr Soetomo. “Seperti air kencing tikus kalau masuk ke luka bisa menimbulkan penyakit serius,” ujarnya.

Kebanyakan warga, kata Gus Ipul, tidak mau menempati tempat pengungsian yang sudah disediakan. “Warga umumnya tinggal di lantai dua, sebagian menginap di trotoar atau tinggal di rumah tetangga atau saudaranya yang tidak tergenang, untuk mengawasi rumah mereka,” kata dia.(iss/dop)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs