Lembaga Falaqiah PWNU menyebut, penggunaan alat Nahdlatul Ulama Mobile Observatory (NUMO) untuk melihat momen gerhana matahari total (GMT), Rabu (9/3/2016), di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya adalah yang pertama kalinya.
“Karena selain sebagai momen pembelajaran kepada masyarakat, momentum ini juga untuk mengukur akurasi alat ini,” ujar Afif Amrullah Sekretaris Lembaga Falakiyah PWNU Jatim, Senin (7/3/2016).
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, NUMO yang terdiri dari teleskop Explore Scientific ED 88 milimeter dilengkapi kamera mikro QHY5L-ii dan kamera DSLR, digunakan untuk rukyatul hilal.
Dengan alat tersebut, Lembaga Falakiyah PWNU Jatim telah memprediksi lama terjadinya GMT di beberapa daerah di Jatim.
Di Surabaya dan sekitarnya, kata Afif, Lembaga Falakiyah memprediksi GMT terjadi pada pukul 06:21:20 WIB, selama 2 jam, 18 menit, dan 17 detik.
“Kalau di Surabaya yang dan daerah lain di Jatim, hanya tampak gerhana matahari sebagian dengan lebar gerhana sekitar 86,04 persen,” katanya.
Sebab itulah, lanjut Afif, observasi GMT dengan alat NUMO yang tampak sebagian di Surabaya juga untuk mengukur akurasi alat tersebut.
“Apakah perhitungannya sudah pas atau meleset. Jadi semua Lembaga Falakiyah se-Jatim nanti melaporkannya pada Sabtu nanti,” ujarnya.
Lembaga Falakiyah PBNU telah meminta Lembaga Falakiyah PCNU di wilayah Jatim melakukan hal yang sama melalui surat pengumuman Nomor 007/LF-PBNU/II/2016. (den/ipg)