Dinkes Lumajang menargetkan 73.209 balita akan menjadi sasaran imunisasi yang dikhususkan untuk polio pada Pekan Imunisasi Nasional (PIN) yang digelar serentak selama sepekan ke depan.
Drs H Asat Malik, Mag Bupati Lumajang saat membuka kegiatan ini di Posyandu Perumahan Suko mengatakan, target pelaksanaan imunisasi polio sebanyak 73 ribu balita ini harus tercapai selama sepekan ke depan. Untuk itu, Dinkes telah mempersiapkan tenaga medis baik di 25 Puskesmas maupun Posyandu di seluruh lingkungan.
“Saya berharap masyarakat antusias, karena imunisasi ini demi anak-anak kita juga. Kalau orangtua tidak sungguh-sungguh, maka sama saja tidak menyayangi anak-anaknya. Karena imunisasi ini bekal bagi anak agar kebal terhadap penyakit. Dengan demikian badan menjadi imun karena bisa menolak serangan penyakit,” katanya kepada Sentral FM.
Terkait masih adanya mindset masyarakat di kalangan tradisional yang enggan membawa balitanya mengikuti imunisasi, Bupati Asat Malik menyatakan, hal itu sedikit demi sedikit sudah mulai terkikis.
“Meski masih ada yang menolak. Karena anaknya rewel dan sakit setelah diimunisasi. Tapi itu sudah jauh berkurang. Kalaupun masih ada, petugas di bawah siap jemput bola dengan mendatanginya. Termasuk juga, ketika mendapati balita yang ibunya sibuk hingga tidak bisa datang langsung ke lokasi pelaksanaan imunisasi. Semuanya sudah diantisipasi,” paparnya.
Saat ini, imunisasi dinilainya lebih mudah dilakukan dengan target yang terus tercapai setiap tahun. Pasalnya, masyarakat terutama orangtua yang memiliki balita antusias mengikuti program ini. “Kesadaran para orangtua saat ini sudah jauh lebih baik kok,” pungkas dia.
Sementara itu, dr Triworo Setiyowati Kepala Dinkes Kabupaten Lumajang menyampaikan, bahwa imunisasi ini diberikan sebagai tambahan khusus polio untuk mempercepat pemberantasan penyakit polio. “Imunisasi dasarnya tetap diberikan. Pelaksanaannya serentak tidak hanya di Puskesmas, namun juga datang ke rumah-rumah,” katanya.
Ia berharap, masyarakat tidak khawatir jika imunisasi Polio ini berdampak terhadap kesehatan anak, seperti panas atau sakit. “Imunisasi polio ini diberikan melalui tetes dan tidak menyebabkan anak sakit. Dan kami akan dibantu kader-kader kesehatan untuk menjelaskan langsung kepada masyarakat di bawah. Apalagi ibni diberikan untuk mencegah sakit yang lebih buruk lagi,” paparnya.
Untuk penyakit polio sendiri, Triworo menyatakan jika grade penderitanya berada di usia 40 tahun ke atas. Hal ini terjadi karena penderitanya di usia balita tidak diberikan imunisasi sebagai kekebalan.
“Untuk yang usia dibawah 40 tahun saya jarang menemukan. Meskipun ada temuan penderita polio baru, saat ini penanganannya sudah baik melibatkan dokter syaraf, dokter anak dan lainnya. Tidak ada yang sampai mengalami kecacatan. Karena kalau sampai cacat, maka itu akan berlaku seumur hidup. Sehingga psikis dan produktifitasnya berkurang,” katanya. (her/dwi)
Teks Foto :
– Bupati Lumajang Drs H Asat Malik, Mag bersama Ketua Tim Penggerak PKK Hj. Tutuk Fajriah mengawali Pekan Imunisasi Nasional (PIN).
Foto : Sentral FM.