Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) merupakan organisasi profesi Perawat, wadah yang menghimpun perawat secara nasional. Organisasi berbadan hukum ini, pada Kamis, 17 Maret 2016 besok tepat berusia 42 tahun. Perawat berharap ada realisasi dari Nawa Cita yang diprogramkan oleh Joko Widodo Presiden.
PPNI semakin konsisten dalam tujuannya dalam meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, martabat dan etika profesi perawat. Termasuk dalam mempersatukan dan memberdayakannya serta menunjang pembangunan kesehatan nasional sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang-undang No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan.
Dalam pembanguan nasional, Presiden telah merumuskan sembilan (9) agenda prioritas yang dikenal sebagai Nawa Cita pembanguan nasional. Dimana salah satu prioritasnya berfokus pada peningkatan kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat, yang dikemas dalam Program Indonesia Sehat. Hal itu akan diwujudkan melalui Paradigma Sehat, Penguatan Pelayanan Kesehatan, dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
“Dalam konteks Nawa Cita ini, PPNI terus memainkan peranannya melalui kerja nyata dalam melayani masyarakat, baik secara kelembagaan diberbagai tingkatan. Mulai dari tingkat pusat hingga di tingkat komisariat, maupun melalui anggotanya yang tersebar diseluruh Indonesia, yang jumlahnya tidak kurang dari 900 ribu Perawat. Namun selama ini program Nawa Cita jalan di tempat?” kata Harif Fadhillah Ketua Umum DPP PPNI dalam rilisnya, Rabu (16/3/2016).
Ia menjelaskan para perawat hanya menjalani sistem rumah sakit. Kadang perawat dicaci maki apabila menyampaikan kepada keluarga pasien karena kamar penuh. Sebetulnya dari perawat ingin menerima semua pasien. Tapi semua menjalankan sistem di rumah sakit.
Selain itu Jokowi Presiden diharapkan lebih memperhatikan nasib para perawat yang secara pendapatan dan penghargaan masih jauh dari negera lain. Apalagi menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) jangan sampai perawat Indonesia tertinggal.
Mengenai keputusan pemerintah soal iuran BPJS mandiri yang naik dinilai tidak ada pengaruhnya bagi perawat. Perawat masih dianggap sebagai pelengkap dan kesejahteraannya belum bisa di penuhi.
“Rumah sakit hanya pusing memikirkan jasa dokter sementara jasa para perawat tidak begitu diperhitungkan,” tegasnya.
Kerja nyata PPNI, jelasnya, ditujukan baik ke dalam diri organisasi maupun ke luar organisasi yakni menuju masyarakat Indonesia yang sehat pada umumnya. Kerja nyata dimaksud antara lain melalui peningkatan kinerja organisasi dalam bentuk penyusunan berbagai peraturan organisasi menuju modernitas, keberlanjutan kepemimpinan (musyawarah) disemua tingkatan, dan membangun jejaring kerjasama dengan berbagai pihak.
Selain itu PPNI turut aktif terlibat dalam perumusan Undang-undang Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan. PPNI terlibat dalam perumusan UU Keperawatan dari proses hingga diundangkan. Dan dalam merumuskan kebijakan pembangunan kesehatan nasional PPNI ikut terlibat.
Sedangkan kerja nyata yang langsung dirasakan oleh masyarakat antara lain perawat hadir disetiap tatanan pelayanan dimana salah satu bentuknya adalah Gerakan Perawat Mendukung Masyarakat Indonesia Sehat.
Berbagai aksi bakti sosial seperti penyuluhan, dan lomba kesehatan, pembentukan dan pembinaan posyandu, posbindu, pembinaan rumah sehat dan desa sehat, serta berperan aktif mensukseskan program 1000 hari pertama kehidupan.
Dalam kegiatan HUT PPNI ke-42 ini, juga dilakukan apel bendera yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia. Terhadap seluruh Perawat Indonesia, PPNI senantiasa mendorong peningkatan kompetensi dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan, sekaligus menjawab kompetisi pada era diberlakukannya MEA.
Diharapkan perawat Indonesia menjadi sahabat masyarakat. Perawat menjadi tetangga yang baik bagi warga dan memberikan edukasi kesehatan bagi tetangga terdekat.
HUT PPNI sendiri akan di selenggarakan di Kantor Sekretariat PPNI di Lenteng Agung hari Kamis (17/3/2016). Acara akan diisi dengan bazar dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat sekitar.(faz/dwi)