Mgr Ignatius Suharyo, Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) mengajak umat kristiani menghayati makna Jumat Agung dan Paskah dengan hati dan iman.
Harapannya, Paskah yang diperingati setiap tahun bisa membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
“Kalau Paskah yang kita peringati setiap tahun tidak membawa perubahan apa-apa pada diri kita, berarti peringatan yang kita lakukan hanya bersifat seremonial atau sandiwara. Dalam Paskah, Yesus telah memperlihatkan dirinya rela berkorban untuk orang lain. Apakah kita sudah melakukannya,” kata Mgr Ignatius Suharyo yang juga Uskup Agung Jakarta, Jumat (25/3/2016).
Pada perayaan Jumat Agung di Gereja Katolik Katedral, ditampilkan drama Jalan Salib yang dimainkan muda-mudi paroki Katedral Jakarta.
Beberapa jemaat sempat meneteskan air mata ketika melihat Yesus disiksa dan wafat di kayu salib.
Robet Kendi, Humas Panitia Paskah 2016 Gereja Katedral Jakarta mengatakan, dalam perayaan Paskah tahun ini dikampanyekan tentang lingkungan hidup dengan meninggalkan plastik.
“Dekorasi Paskah 2016 inipun bertema `go green`. Palungan Goa Maria seluruhnya dibuat dari bahan kertas,” kata Robert.
Perayaan Jumat Agung di Katedral berlangsung aman, meskipun waktunya bersamaan dengan shalat di Masjid Istiqlal, persis di seberang Gereja Katedral.
Parkir kendaraan di Masjid Istiqlal juga dipakai bersama-sama dengan jemaat Katolik yang akan menghadiri perayaan Jumat Agung.
Uskup sendiri akan memimpin misa Paskah, Minggu 27 Maret di Katedral.(jos/iss/ipg)