Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya mengaku selalu tidak bisa tidur bila menjelang Ujian Nasional. Sekarang dengan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), dia sudah tidak lagi cemas.
“Selalu khawatir. Gimana pengiriman soal, gemboknya ada berapa. Nanti ngecek juga ke polsek. Di polsek aman apa enggak,” katanya ketika mendampingi Anies Baswedan Mendikbud di SMA Hang Tuah 1 Surabaya, Senin (4/4/2016).
Dengan adanya ujian berbasis komputer, menurut Risma, pengacakan soal juga menjadi sangat mudah dilakukan. “Kalau dulu harus dengan huruf dan nomor-nomor, A, B, atau C, sekarang tidak perlu,” ujarnya.
Risma menyatakan, tidak ada persiapan yang berat dalam menghadapi UNBK. Baik siswa maupun penyelenggara sudah menyiapkan diri sejak setahun lalu.
“Anak-anak itu sangat PD (percaya diri), karena persiapannya sudah setahun lalu. Saat itu kami yakin tahun ini bisa mengikuti seratus persen,” katanya.
Tidak hanya siswa, Pemkot Surabaya telah melatih 2.000 tenaga proktor selama satu tahun untuk mengawasi server, jaringan dan komputer.
Mengenai sistem komputer dalam UNBK, Anies Baswedan mengatakan akan terus melakukan peningkatan. Sebab, saat ini masih ada kasus sistem komputer siswa yang log out sendiri di tengah pengerjaan soal.
“Yang penting siswa tidak dirugikan. Kalau mengharapkan nol error tidak mungkin. Wong kita aja pakai HP, kadang-kadang HP-nya harus restart kan?” ujarnya.
Sistem UNBK di seluruh Indonesia, saat ini sudah menjamin data siswa yang sudah dikerjakan, saat sistem log out dengan sendirinya tidak hilang.
“Seperti tadi pengakuan salah satu siswa, ketika sistem login kembali, tidak ada jawaban yang hilang. Ini yang terjadi saat ini,” ujarnya. (den/dwi)