Kamis, 28 November 2024

Ini Penyebab Aktivitas Vulkanik Bromo Naik Lagi

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan
Ilustrasi. Gunung Bromo pada saat erupsi Januari 2016 lalu. Foto: BPBD

I Gede Suantika Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) mengatakan naiknya aktivitas vulkanik Gunung Bromo kali ini merupakan lanjutan dari siklus erupsi lalu yang belum benar-benar selesai.

“Peningkatan aktivitas Gunung Bromo tidak bisa diprediksi. Apakah aktivitas ini segera mereda ataukah akan semakin tinggi,” katanya kepada Sentral FM, Minggu (10/4/2016).

Saat ini semburan asap vulkanik Gunung Bromo semakin pekat dan bermuatan material abu dengan interval ketinggian hingga 1.500 meter di atas permukaan laut. Disertai suara gemuruh dan lontaran material pijar berupa batuan lapili berdiamater 20 centimeter di sekitar kawah. Hingga kini, PVMBG menetapkan zona bahaya dengan radius 1 kilometer dari puncak kawah Gunung Bromo.

Dirinya juga merekomendasikan agar para wisatawan dan masyarakat di sekitar Gunung Bromo mempersiapkan masker. Hal ini untuk menghindarkan agar masyarakat tidak sampai terdampak kesehatannya dari potensi guyuran hujan abu akibat semburan asap yang saat ini semakin pekat dan tinggi.

“Bisa menganggu kesehatan, yakni di bagian pernafasan jika sampai terhirup. Jadi, ketika terjadi hujan abu, masyarakat dan wisatawan sebaiknya menggunakan masker. Selain itu kalau abunya jatuh di atap, segera dibersihkan agar tidak menumpuk dan berpotensi mengakibatkan rumah ambruk,” ujarnya.

Bagi petani sayur di kawasan Tengger, I Gede Suantika juga merekomendasikan agar mempertimbangkan menunda masa tanamnya. “Abu juga akan berdampak buruk terhadap tanaman sayur karena bisa mengakibatkan gagal panen. Sebaiknya dilakukan penundaan masa tanam dari pada nanti terlanjur menanam tapi akhirnya gagal panen akibat hujan abu Gunung Bromo,” kata dia.

Sebelumnya, petani sayur Tengger baik di wilayah Kabupaten Probolinggo dan Lumajang yang gagal panen karena semburan abu erupsi Gunung Bromo yang lalu.

Di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, lebih dari 100 hektar lahan tanaman sayur dengan komoditi kentang dan kubis yang rusak akibat hujan abu Gunung Bromo. Belum lagi gagal panen yang dialami petani sayur di wilayah Kabupaten Probolinggo.(her/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Kamis, 28 November 2024
27o
Kurs