Sabtu, 23 November 2024

Kisah Si Mantan Penjambret dan Perampok

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi.

Rudy (bukan nama sebenarnya), 40 tahun, mantan perampok dan penjambret membagikan pengalamannya kepada Radio Suara Surabaya, Selasa (19/4/2016).

Awal mula Rudy melakukan tindak kejahatan tersebut karena ajakan teman-temannya. “Awalnya saya diajak teman dari Bangkalan, Jember dan Probolinggo melakukan perampokan di pabrik atau distributor,” kata dia.

Sejak tahun 1996 sampai 2003, Rudy telah menjambret dan merampok di Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, hingga hampir meliputi separuh wilayah Jawa Timur.

“Saya sudah menjambret di sekitar 30 TKP (Tempat Kejadian Perkara, red), kalau sama merampok lebih dari 50 TKP. Hasil terbesar adalah merampok uang Rp1 miliar dalam brankas di Pasuruan. Kalau jambret, Rp500-Rp1 juta saja buat uang makan saya dan anak di rumah,” kata dia.

Meski demikian, dia mengaku hasil menjambret dan merampok tidak membuat dirinya kini kaya raya.”Hanya untuk foya-foya main perempuan, minum, mengikuti teman. Tidak jadi apa-apa. Hasilnya jadi rumah, rumahnya dijual. Jadinya nol,” katanya.

Rudy berhenti melakukan aksinya pada tahun 2003, setelah merasakan timah panas dan dinginnya penjara. “Sampai sekarang bekas tertembak di kaki kanan saya masih terasa kalau mengangkat berat. Alhamdulillah saya sudah insyaf sejak tahun 2004. Keluar dari Lapas Porong, pertama saya membuka warung kopi, sekarang saya sudah bekerja. Saya sudah tidak ingin tahu tentang jambret,” ujarnya.

Rudy lantas memohon maaf kepada seluruh korban yang dulu pernah dia rugikan. “Sekarang saya sudah tobat. Minta doanya saya dapat menjadi orang yang lebih baik. Saya juga berterima kasih kepada Bapak polisi, saya dibimbing menjadi lebih baik,” tambah Rudy.(iss/ipg)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs