Badan Pusat Statistik (BPS) mendata, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Jawa Timur menurun pada 2019. Sepanjang Januari sampai Oktober turis asing tidak sebanyak tahun lalu.
“Terbanyak Mei. Totalnya 14.609 kunjungan, padahal, bulan yang sama tahun lalu turis asing ke Jatim mencapai 24.402 kunjungan,” kata Satriyo Wibowo Kabid Statistik dan Distribusi BPS Jatim, Rabu (4/12/2019).
Penurunan kunjungan wisatawan mancanegara sekitar 18 persen juga terjadi pada Oktober kemarin, dibandingkan Oktober 2018 lalu. Dari 25.938 jadi 21.152 kunjungan.
Sedangkan sepanjang 2019 sampai Oktober lalu, total jumlah turis mancanegara yang terdata di BPS Jatim 206.514 kunjungan. Angka itu turun 21,3 persen pada periode yang sama tahun lalu, 262.509 kunjungan.
“Kami tidak bisa mengidentifikasi kenapa-nya. Karena kami tidak punya survei ke arah sana,” ujarnya.
Satriyo hanya membenarkan, kondisi secara keseluruhan kunjungan wisatawan mancanegara ke Jawa Timur pada 2019 ini kurang menggembirakan. Setiap bulan terjadi penurunan.
Sebenarnya, grafik fluktuasi wisatawan sama dengan tahun lalu: naik di bulan Maret, turun di bulan Mei, lalu meningkat pada bulan Agustus. “Secara total, jumlahnya masih di bawah 2018,” ujarnya.
Pada 2019 ini, wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Jatim masih didominasi dari Malaysia. Totalnya 58.239 kunjungan. Wisman Singapura 22.266, Cina 20.037 dan Taiwan 8.085 kunjungan.
Lama rata-rata menginap para wisman di hotel-hotel di Jawa Timur, antara 2-3 hari saja. Sebagian besar dari mereka masih lebih banyak memilih hotel bintang empat yang ada di Jawa Timur.
Apapun penyebabnya, Pemprov Jatim sedang bergembira karena Peraturan Presiden 80/2019 tentang Percepatan Pembangunan Jawa Timur sudah diteken dan akan segera berjalan.
Percepatan pembangunan ekonomi di kawasan Gresik-Bangkalan-Mojokerto, Surabaya-Sidoarjo-Lamongan (Gerbangkertosusila), Bromo-Tengger-Semeru (BTS), Selingkar Wilis dan Lintas Selatan sudah di depan mata.
Khusus untuk pengembangan kawasan BTS, pembangunan akan difokuskan pada infrastruktur yang lebih memadai untuk para wisatawan, baik dari arah Malang, Pasuruan, maupun Probolinggo.(den/dwi/rst)