Rabu, 27 November 2024
Pengamanan Minim, 1 Sipir Jaga 60 Warga Binaan

Penghuni Lapas Lumajang Overload 2 Kali Lipat Kapasitas

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Drs Martono Kepala Seksi Pembinaan Anak Didik (Binadik) Lapas Kelas 2B Lumajang kepada Sentral FM, Senin (25/4/2016), mengatakan bahwa pasca terjadinya aksi pembakaran Lapas di Bandung, Kalapas langsung mengumpulkan personil pengamanan guna melakukan upaya pencegahan dan deteksi dini agar peristiwa yangs ama tidak terjadi.

“Sudah, kita sudah dikumpulkan Kalapas untuk melakukaan deteksi dini dan pencegahan. Bahkan, hari ini Kalapas ada di Kanwil Kemenkum HAM Jawa Timur di Surabaya dalam rangka teleconference dengan Menteri Hukum dan HAM RI Yasoona Laoly guna mengetahui kondisi masing-masing Lapas di Jawa Timur,” katanya.

Menyangkut pengamanan, dari hasil rapat internal sejauh ini dipastikan tidak ada potensi kerusuhan. Pasalnya, kondisi warga binaan terpantau kondusif. “Untuk pengamanan, di Lapas Kelas 2B Lumajang kami pastikan aman. Kami sudah melengkapi sarana pemantauan dengan memasang CCTV, area yang tidak terlalu luas juga mudah memantaunya,” paparnya.

Bahkan, pihak pengamanan Lapas juga menunjuk dan menempatkan napi sebagai teliksandi atau intel yang bisa memberikan informasi terkait potensi kerusuhan yang terjadi diantara penghuni lainnya.

“Artinya, napi itu juga kami posisikan sebagai deteksi dini kami di kalangan penghuni lainnya. Dan itu sangat berperan sekali karena personel pengamanan Lapas dalam hal ini sipir sangat minim,” terangnya.

Dimana, Martono mengungkapkan, jumlah pegawai Lapas Kelas 2B Lumajang keseluruhan terdata sebanyak 49 orang. Dan dari pegawai sebanyak itu, yang bertugas di fungsi pengamanan hanya 24 orang. Dari 24 perosnel pengamanan yang bertugas, lanjutnya, juga tidak menjalankan fungsi pengamanan bersamaan karena harus dibagi shift kerja tiga kali dalam sehari. Praktis dalam satu shift tugas, hanya 6 orang personel pengamanan yang bertugas memastikan kondisi Lapas aman terkendali.

“Shift tugasnya mulai jam 06.00 WIB sampai 13.00 WIB, dilanjutkan mulai pukul 13.00 WIB sampai 20.00 WIB dan shift terakhir mulai pukul 20.00 WIB sampai pukul 06.00 WIB. Terkecuali kalau shift pagi personel bisa bertambah karena adaa pegawai di fungsi lainnya yang masuk kerja,” urainya.

Menilik kondisi minimnya pengamanan ini, tidak sebanding dengan jumlah warna binaan, baik berstatus napi maupun tahanan titipan yang harus diawasi. Saat ini, jumlah penghuni Lapas Kelas 2B Lumajang mencapai 292 orang dengan 5 napi wanita.

“Bandingkan dengan jumlah warna binaannya, satu personil harus mengamankan sekitar 60 orang napi dan tahanan. Kalau berbicara ideal atau tidaknya, ya jelas tidak ideal,” tuturnya.

Bahkan jumlah napi penghuni Lapas Kelas 2B Lumajang mencapai lebih dari 400 orang, padahal jumlah penghuni idealnya hanya 180 orang saja. Meski kondisinya overload, namun pihak Lapas memastikan tidak menganggu kenyamanan napi yang rawan memicu kerusuhan.

“Sebab, di setiap ruangan kami bagi hingga mereka dapat tempat secara adil dan tidak terlalu padat sehingga masih bisa tertampung. Peruangan bisa 20 sampai 25 orang napi. Tapi kalau sudah melebihi 400 orang, kami juga menerapkan strategi mengurangi dnegan jalan dibantar ke Lapas lain. Selain, kami juga koordinasi dengan pihak Kepolisian dan Kejaksaan untuk tidak buru-buru mengirimkan tahanan titipan,” bebernya.

Namun, untuk memastikan pengamanan dengan keterbatasan personel atau sipir ini, pihak Lapas juga melakukan koordinasi yang baik dengan jajaran Polres Lumajang. “Kalau koordinasi dengan pihak Polres, selama ini lancar dan akan cepat membeirkan bantuan,” ujar dia.

Saat ini, imbas kerusuhan di Lapas Banceuy ini juga sudah diketahui napi. Dan pihak Lapas juga memberikan penjelasan sekaligus sosialisasi agar tidak terjadi di Lapas Kelas 2B Lumajang. “Caranya, ya kami melakukan pertemuan rutin melalui pengajian setiap Jumat dan masih banyak cara lainnya,” pungkas Martono.

Sementara itu, AKBP Raydian Kokrosono, SIK Pjs Kapolres Lumajang mengatakan, mengantisipasi meluasnya kerusuhan di Lapas pasca terjadinya peristiwa di Banceuy, Bandung, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Lapas Kelas 2B Lumajang.

“Kami sharing terkait pengamanannya, sehingga tahu apa yang menjadi kendala pengamanannya. Kami upayakan sedini mungkin untuk mendapatkan informasi agar segera dicegah. Seluruh kejadian, meskipun kecil harus ditangani dengan baik. Semua alasan dan situasi akan disikapi dengan kerjasama bersama pihak Lapas. Dan ini dilakukan oleh seluruh jajaran Polres lainnya,” kata AKBP Raydian Kokroseno. (her/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Rabu, 27 November 2024
28o
Kurs