Sabtu, 23 November 2024

Unair Akan Kukuhkan Tiga Guru Besar

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Tiga Guru Besar Unair yang akan dikukuhkan Sabtu (30/4/2016). Foto: Denza Perdana suarasurabaya.net

Universitas Airlangga Surabaya akan mengukuhkan tiga guru besar, Sabtu (30/4/2016). Unair melengkapi guru besar yang telah dikukuhkan sejak 1954 dengan total sebanyak 449 Guru Besar.

Tiga guru besar yang akan dikukuhkan, antara lain Prof. Dr. dr. Ari Sutjahjo, Sp.PD., K-EMD., FINASIM, di bidang Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran; Prof. Dr. Cholichul Hadi, M.Si di bidang Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi; serta Prof. Dr. Henri Subiakto, Drs., S.H., M.Si di bidang Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Sampai saat ini, UNAIR memiliki guru besar aktif sebanyak 161 orang. Sedangkan guru besar purnabakti yang masih aktif membantu kegiatan perkuliahan berjumlah 15 orang.

Pada saat pengukuhan nanti, ketiga guru besar masing-masing akan menyampaikan orasi ilmiahnya.

Profesor Ari Sutjahjo akan menyampaikan orasi ilmiah yang berjudul “Pengelolaan Nodul Tiroid yang dapat Diterapkan pada Keterbatasan Sarana.”

Suko Widodo Ketua Pusat Informasi dan Humas Unair meminta Prof Ari menyampaikan “karya besarnya”. Ari yang lulus cumlaude Program Doktor Unair mengatakan, “saya merasa tidak punya karya besar.”

Ari mengatakan, dia telah meneliti banyak yang menerapi pasien dengan gejala nudul tiroid dengan salah. Menurutnya, tidak semua pasien dengan nudul tiroid harus dioperasi.

“Hampir semua bila diagnosa menunjukkan adanya benjolan dibedah. Padahal keganasannya hanya lima persen. Tidak semua harus dioperasi,” ujarnya kepada wartawan di Gedung Manajemen Unair, Kamis (28/4/2016).

Selain itu, Profesor Cholicul Hadi akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Mengelola Inovasi dan Kreativitas di Organisasi dengan Menggunakan Pendekatan Interdependensi yang Berbasis Budaya Lokal.”

Hadi menekankan penelitiannya pada penerapan budaya organisasi interdependensi. Yakni penerapan kembali budaya dan nilai-nilai lokal organisasi.

“Perubahan zaman yang cepat menuntut organisasi kembali kepada nilai-nilai lokal seperti gotong-royong dan lain sebagainya. Sebab sejak masa sentralisasi, nilai-nilai lokal ini telah diupayakan hilang,” katanya.

Kerjasama antarorganisasi, kata Hadi, sangat dibutuhkan dalam mengatasi masalah-masalah yang ada. Namun, menurutnya, kerjasama interdisiplin organisasi ini tidak perlu dengan menghilangkan nilai-nilai yang sudah ada di sebuah organisasi.

Profesor Henri di bidang komunikasi akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Transformasi Teknologi Komunikasi Digital terhadap Perubahan Sosial sebagai Persoalan Aktual”.

Henri lebih memfokuskan penelitiannya pada realitas teknologi informasi dan komunikasi yang melahirkan over the top (OTT) yang menguasai bisnis komunikasi.

“OTT yang saat ini menjadi pemain bisnis komunikasi. Ada WhatsApp, Line, Skype dan sebagainya. OTT kedua adalah media sosial, facebook, twitter dan sebagainya,” katanya.

Rata-rata yang menjadi OTT adalah para digital native yang lahir di tengah derasnya perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi.

“Di Indonesia, pemerintahnya adalah Digital Imigran (mereka yang lahir sebelum derasnya perkembangan teknologi informasi,red). Sehingga terjadilah peristiwa Grab Taxi kemarin,” ujarnya.

Sabtu yang akan datang, Rektor UNAIR Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak, akan mengukuhkan tiga guru besar ini. Pengukuhan akan dilaksanakan di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen UNAIR. (den/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs