Suko Widodo, pengajar ilmu komunikasi Universitas Airlangga Surabaya menilai perkembangan teknologi digital mengharuskan generasi digital imigrant atau generasi orang tua mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi.
“Ibaratnya Kebo Nyusu Gudel, jadi orang tua itu harus mengikuti generasi selanjutnya,” kata Sukowidodo ketika berbincang dengan suarasurabaya.net, Sabtu (30/4/2016)
Perkembangan teknologi, kata Suko, memang memaksa generasi digital imigrant, untuk mengikuti generasi digital native. Sebab, teknologi digital ini dengan mudahnya dipelajari oleh anak-anak mereka.
Bila hal ini tidak dilakukan, maka akan banyak hal-hal buruk terjadi pada anak, karena ketidaktahuan orang tua akan perkembangan teknologi. “Jika orang tua bisa mengikuti, maka generasi muda akan menjadi sangat pandai dan bisa membantu orang tua itu sendiri,” ujarnya.
Sementara itu, Henri Subiakto, Guru Besar Ilmu Komunikasi Unair mengatakan, perubahan besar akibat teknologi digital juga berdampak pada pendidikan di Indonesia. “Di masa depan, ukuran kepandaian seseorang tidak hanya diukur dari pendidikan formal,” kata dia.
Menurutnya, generasi digital native saat ini lebih menghargai orang yang mampu menciptakan usaha baru serta aktivitas-aktivitas baru di dunia digital. (den/fik)