Joko Widodo Presiden mengadakan rapat terbatas untuk mendengarkan laporan mengenai audit teknis kelanjutan proyek Hambalang, Senin (2/5/2016).
Hasil audit yang dipaparkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tersebut nantinya akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan apakah pembangunan Komplek P3SON akan dilanjutkan atau tidak.
“Saya ingin mendengarkan laporan hasil audit teknis Komplek Hambalang. Saya persilakan Menteri PU atau yang lain,” kata presiden dalam pidato pengantarnya.
Sekada diketahui, beberapa waktu lalu presiden telah menyambangi Komplek Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang untuk memeriksa keadaan aset negara yang terlantar tersebut.
Dalam ratas, Menteri PU dan Perumahan Rakyat dan tim ahli audit teknis memaparkan hasil kajian dari aspek bangunan gedung, aspek geologi dan geoteknik serta dari aspek tata saluran air dan sistem drainasenya.
Rekomendasi dari tim ahli adalah proses konstruksi komplek Hambalang dapat dilanjutkan dengan persyaratan, yakni: setelah dilakukan evaluasi menyeluruh dan penanganan tata salir, review ulang perhitungan struktur atas dan bawah terhadap seluruh bangunan gedung eksisting, penataan ulang dan dipastikan bangunan baru, baik gedung dan infrastruktur tidak berdiri di atas timbunan.
Presiden menginstruksikan kepada Menteri PU dan Perumahan Rakyat untuk melanjutkan evaluasi dan review menyeluruh terhadap hal-hal yang telah direkomendasi tim audit teknis terutama terkait daya dukung lingkungan dari aspek geologi dan geoteknik.
Presiden memberi waktu pada Kementerian PU dan Perumahan Rakyat untuk menuntaskan evaluasi, review dan redisain komplek Hambalang sampai awal tahun 2017.
Penentuan pemanfaatan komplek Hambalang akan dilakukan setelah kajian teknis selesai.
Sebelumnya dalam ratas tanggal 30 Maret 2016, Presiden Joko Widodo menugaskan Menteri PU dan Perumahan Rakyat untuk melakukan audit teknis terkait rencana rekonstruksi dan pemanfaatan komplek Hambalang. Audit teknis diperlukan untuk mengetahui tingkat kerusakan struktur bangunan, mengetahui stabilitas tanah serta tata salir komplek Hambalang.
Selain audit teknis, Presiden dalam ratas tanggal 30 Maret 2016 juga menginstruksikan dilakukan audit hukum dan audit keuangan.
Sementara itu soal renovasi GBK, Presiden menyampaikan bahwa saat kunjungan ke London, Inggris, dua minggu lalu, Presiden sempat melihat langsung Queen Elizabeth Park, tempat penyelenggaraan London Olympic tahun 2012.
“Saya melihat, saat ini, kawasan Olympic Park tersebut, setelah Olimpiade berakhir bukan hanya jadi pusat olahraga tapi telah menjadi area publik, public space bagi masyarakat London,” ujar presiden.
Presiden berharap, “Renovasi GBK ini nantinya juga bisa menjadi landmark Kota Jakarta, landmark Indonesia yang kemanfaatan publiknya dapat berlangsung untuk jangka panjang. Jadi bukan hanya bermanfaat untuk penyelenggaraan Asian Games saja.”
Presiden juga mengingatkan perlunya diperhatikan standarisasi serta kualitas bahan dari infrastruktur yang direnovasi. Penggunaan produk dalam negeri dan memperhatikan aspek estetika desain juga diperlukan.
“Khusus estetika desain, GBK harus betul-betul memiliki nilai tambah, memiliki karakter sebagai nation heritage yang bersejarah,” kata presiden dalam ratas, Senin siang.
Hadir dalam rapat tersebut di antaranya Jusuf Kalla, Wakil Presiden; Harry Azhar Azis, Menteri Koordinator Bidang Politik Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; Luhut Binsar, Panjaitan Menteri Hukum dan Keamanan; Mochamad Basuki Hadimuljono Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; serta Imam Nahrawi Menteri Pemuda dan Olahraga.(jos/iss/ipg)