Ikatan Ahli Gula Indonesia (IKAGI) menggelar Kongres ke XI di Grand City Surabaya, Rabu (4/5/2016).
Mengambil tema “Pemberdayaan SDM dan Teknologi dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Industri Gula Nasional”, IKAGI banyak membahas strategi peningkatan industri gula di Indonesia.
Subiyono Ketua Umum IKAGI mengatakan, kongres ini difokuskan pada persiapan menghadapi musim giling 2016. Selain itu juga akan memilih pengurus baru IKAGI periode 2016-2019.
Subiyono menyatakan, target produksi gula Nasional tahun ini sebesar 1,7 juta ton. Ini akan ditingkatkan dua kali lipat pada 2018 hingga 3 juta ton.
“Sesuai program presiden bagaimana bisa swasembada gula,” katanya di Surabaya, Rabu (4/4/2016)
Menurut Subiyono, untuk menuju target itu maka ada beberapa tantangan yang harus dilalui. Seperti memberi jaminan pada petani terkait kepastian rendemen.
“Maka tahun ini akan kita sepakati kepastian batas minimal rendemen tidak boleh dibawah 8,5,” katanya.
Dengan adanya batas minimal rendeman itu, maka ada jaminan bagi petani dan para investor yang ingin menanamkan modal dalam penanaman tebu.
“Jadi, kalau yang rendemen 7,5, lalu terlanjur masuk pabrik maka harus dinaikkan sampai ke minimalnya. Ini untuk kualitas gula dan tranpransi bisnis di industri gula,” kata Direktur Utama PTPN X ini.
Selain itu, kongres ini juga membahas revitalisasi pabrik gula yang sudah terlalu kuno di Indonesia. Begitu juga peremajaan varietas tebu juga akan diperbarui.
“Kita datangkan tujuh varietas tebu dari Brazil untuk dicoba di sini,” katanya.(bid/iss)