Arema didenda Rp10 juta oleh penyelenggara Indonesia Soccer Championship karena adanya suporter yang menyalakan flare saat tim Singo Edan bertanding melawan Persiba Balikpapan di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Minggu (1/5/2016).
“Surat pemberian sanksi tersebut kami terima Jumat (6/5/2016) dan dendanya juga harus segera dibayarkan. Paling lambat tujuh hari setelah sanksi tersebut dijatuhkan,” kata Abdul Harris Ketua Panpel Arema di Malang, Minggu (8/5/2016) seperi dilansir Antara.
Meski flare dinyalakan pada menit 90+3 atau menjelang pertandingan berakhir, Komisi Disiplin (Komdis) tetap menyatakan aksi itu sebagai pelanggaran.
Surat keputusan terkait sanksi tersebut ditandatangani Asep Edwin Firdaus Ketua Komisi Disiplin TSC. Arema dinyatakan melanggar pasal 60 huruf B dan E, serta pasal 62 ayat 3 kode disiplin ISC.
Apabila ke depan masih terjadi pelanggaran, Arema akan dikenai sanksi yang lebih besar. “Bisa kena denda lebih besar lagi dan Arema terancam main tanpa suporter,” katanya.
Oleh karena itu, lanjutnya, manajemen berharap Aremania bisa lebih dewasa dan berhati-hati karena tindakan seperti itu sangat merugikan, terlebih kepada tim.
“Jangan ada lagi yang membawa flare, kembang api, atau petasan karena penyelenggara kompetisi sangat serius dan tegas, pelanggaran yang dilakukan suporter yang menanggung akibatnya adalah tim,” ujarnya.
Pada laga perdana ISC Arema mampu mengungguli Persiba dengan skor 2-0. Hanya saja, keunggulan itu harus dibayar sangat mahal karena tiga pemain Arema terpaksa dilarikan ke rumah sakit yaitu Cristian Gonzales, Dendi Santoso, dan Syaiful Indra Cahya karena cedera.
Cristian Gonzales mengalami patah tulang rusuk, sementara Dendi menderita patah kaki dan Syaiful Indra mengalami cedera hamstring. (ant/dwi)