Munaslub partai Golkar di Bali tinggal menghitung hari yakni tanggal 15 Mei 2016 di Bali. Isu dukungan pemerintah terhadap satu diantara calon pun mulai muncul.
Nama Luhut Binsar Pandjaitan Menko Polhukam juga disebut-sebut pernah berkomunikasi dengan pengurus DPD Golkar dan menyatakan kalau istana mendukung Setya Novanto, tetapi Luhut saat dikonfirmasi wartawan membantah hal tersebut.
Kubu Ade Komarudin satu caketum lainnya juga langsung bereaksi. Bambang Soesatyo anggota tim sukses Akom panggilan akrab Ade Komarudin menilai kalau isu itu tidak benar dan ngawur karena dia sendiri langsung mengkonfirmasi ke Luhut Pandjaitan.
“Soal isu Luhut bilang Presiden dukung SN (Setya Novanto) itu tidak benar dan ngawur. Itu hanya klaim para pendukung SN saja. Saya sudah cek itu tidak benar,” ujar Bambang dalam pesan singkatnya, Selasa (10/5/2016).
Dia mengaku heran, nama Presiden lagi-lagi dijual dalam ajang Munaslub Golkar.
“Jadi, lagi-lagi nama Presiden dijual seperti kasus papa minta saham freeport. Saya justru heran. Kok ngga kapok-kapok ya jual nama Presiden,” kata dia.
Sementara Jusuf Kalla (JK) Wakil Presiden di tempat terpisah mengatakan kalau pemerintah bersikap netral terhadap pelaksanaan Munaslub Partai Golkar.
JK bahkan telah mengingatkan seluruh pejabatnya di pemerintahan untuk tidak menjual nama pemerintah dengan tujuan memuluskan satu diantara calon ketua umum yang akan bertarung di Munaslub partai Golkar.
Dia mengatakan kalau Jokowi Presiden resah dengan kabar pencatutan namanya lagi yang disebut mendukung Setya Novanto. Kata JK, sangat tidak mungkin kalau Presiden mendukung orang yang pernah menciderainya.
“Pasti tidak, masak mendukung seorang yang dulu menciderai presiden dan wakil presiden, mengatasnamakan, dan menjual,” kata JK saat di kantor Bulog, jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan (10/5/2016).(faz/dwi)