Minggu, 24 November 2024

BPK Tegaskan Pentingnya Kejujuran

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Dr Harry Azhar Azis MA, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Foto: Humas ITS for suarasurabaya.net

Pemeriksaan dugaan perjalanan fiktif yang diduga dilakukan oleh anggota DPR RI dan merugikan keuangan negara sekitar Rp900 miliar, diperkirakan akan selesai pada Juni mendatang. Sebelum jadi temuan akan diklarifikasi lebih dahulu, kepada Sekjen DPR.

Itu diungkapkan, Dr Harry Azhar Azis MA, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) usai menyampaikan kuliah umum di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jumat (13/5/2016).

“Semua masih dalam tahap rekonfirmasi terhadap hasil pemeriksaan atau temuan BPK. Tapi apa yang dilakukan BPK itu bagian dari audit lembaga DPR. Keuangan DPR juga kita audit. Tetapi, jumlahnya saya belum tahu,” ujar Harry.

Harry mengatakan, audit dilakukan dalam semua aspek, termasuk dalam hal kunjungan kerja anggota DPR. Audit tersebut dilakukan untuk periode tahun anggaran 2015. “Yang kita audit dari 1 Januari sampai 31 Desember 2015,” katanya.

Seperti diberitakan beberapa media, BPK menemukan potensi kerugian negara sebesar Rp 945.465.000.000 dalam kunjungan kerja perseorangan yang dilakukan oleh anggota DPR RI. Laporan ini sudah diterima oleh Sekretariat Jenderal DPR dan diteruskan ke 10 fraksi di DPR.

Sementara dalam kuliah tamu bertema Peran BPK Dalam Pemeriksaan Keuangan Negara untuk Kesejahteraan Rakyat, Harry mengatakan, opini dari hasil pemeriksaan BPK belum mencerminkan tingkat kesejahteraan rakyat. Sampai saat ini BPK memang fokus pada upaya pemeriksaan yang terbuka, bertanggungjawab, dan untuk kemakmuran rakyat.

“Harus diakui, meskipun makin banyak instansi pemerintah yang memperoleh opini WTP (wajar tanpa pengecualian), tapi kita tidak dapat langsung memperoleh korelasi antara opini WTP tersebut dengan semakin meningkatnya kesejahteraan rakyat,” kata Harry.

Harry juga menyampaikan bahwa BPK membutuhkan orang-orang yang jujur. Beberapa kali ia mencontohkan kehidupan saat ia menempuh kuliah program doktor di Oklahoma State University di Amerika Serikat, yang begitu ketat dan tegas dalam mengambil tindakan terhadap ketidakjujuran.

Harry kemudian bertanya kepada dosen dan mahasiswa tentang hukuman apa yang dilakukan di ITS jika mahasiswa ketahuan mencontek. Dengan spontan para peserta kuliah umum tanpa dikomando mengatakan: akan diskor selama satu semester, dan tidak ada capaian nilai yang bisa diperhitungkan.

Mendengar jawaban spontan itu Harry mengapresiasi terhadap apa yang dilakukan oleh ITS, karena di kampus lain ketika pertanyaan serupa diajukan, tidak ada yang menjawab, karena memang mungkin belum terpikirkan untuk memberikan sanksi.

“Saya mengapresiasi apa yang dilakukan oleh ITS. Saya akan sampaikan dalam tiap ceramah di beberapa tempat untuk mencontoh apa yang dilakukan oleh ITS dalam memberikan sanksi terhadap perbuatan tidak jujur atau kecurangan,” kata Harry.(tok/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
31o
Kurs