Pemerintah telah mengucurkan alokasi anggaran dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk merevitalisasi Pabrik Gula (PG), satu di antaranya PG Djatiroto di Kabupaten Lumajang.
Setya Narwanto General Manager PG Djatiroto kepada Sentral FM, Selasa (17/5/2016), mengatakan bahwa anggaran revitalisasi sebesar Rp400 miliar ini mulai diserap tahun ini. “Realisasi revitalisasi sudah berjalan pada tahapan pengadaan. Secara garis besar sudah dalam proses tender dengan perusahaan konstruksi nasional. Sudah dimulai perencanaan juga,” katanya seusai pertemuan dengan petani tebu di kantornya.
Revitalisasi ini sesuai dengan roadmap grand design pemerintah akan dikerjakan sampai tahun 2018 mendatang. Hingga pada masa giling tahun 2019 kapasitasnya didongkrak dari 7 ribu ton menjadi 10 ribu ton perhari. Dimana, masa giling PG dibatasi oleh opportunity bulan kering.
“Kurang lebih masing-masing PG di bulan kering diperkirakan akan melakukan masa giling antara 160 sampai 165 hari,” ujarnya. Diharapkan pada tahun 2019 mendatang, potensi tebu yang dihasilkan petani Lumajang pertahun bisa terserap PG Djatiroto dengan kemampuan kapasitas giling yang baru. Selain itu, revitalisasi ini diharapkan bisa memperbaiki kualitas gula hasil produksinya.
“Sesuai verifikasi melalui GIS, luasan lahan tebu yang dibudidayakan petani Lumajang dikisaran 11 ribu sampai 12 ribu hektar. Produktivitas hasil panennya, diasumsikan menghasilkan 75 ton sampai 80 ton perhektar. Ini dengan lahan pengairan non tehnis atau tegal,” ujarnya.
Selain itu, revitalisasi PG Djatiroto juga akan dibarengi dengan pengembangan usaha baru. Yakni PG Djatiroto juga memproduksi listrik yang akan di link ke PLN. Listrik ini akan diolah dari bios mass berupa ampas hasil produksi tebu yang diolah menjadi listrik melalui ketel atau turbin yang akan dibangun.
Selain itu, pengembangan lainnya adalah melalui produksi pupuknya dari blotong yang mengandung bahan organik. Blotong yang merupakan limbah hasil produksi yang harus dikembalikan ke tanah, akan diolah menjadi pupuk kompos. “Kapasitas produksinya akan menyesuaikan dengan jumlah besaran limbah yang dihasilkan dari produksi,” ujarnya.
Setya Narwanto juga menjelaskan, untuk wilayah kerja PTPN XI ada dua PG yang mendapatkan anggaran revitalisasi dari pemeirntah pusat. Selain PG Djatiroto, masih ada PG Asembagus di Situbondo juga mendapatkan alokasi anggaran untuk direvitalisasi dengan target peningkatan kapasitas giling dari 3 ribu ton menjadi 4.500 ton perhari.
“Revitalisasi PG ini juga dengan harapan, sesuai roadmap grand strategi pemerintah bisa mewujudkan swasembada gula nasional pada tahun 2019 mendatang. Swasembada gula ini untuk menekan dan sekaligus mengantisipasi terjadinya importasi gula untuk memenuhi kebutuhan nasional,” ujarnya. (her/ipg)