Musdiq Ali Suhudi, Kepala Badan Lingkungan Hidup kota Surabaya mengatakan penyebab utama buruknya kualitas udara di Surabaya berasal dari gas buang jutaan kendaraan yang tiap hari ada di kota ini.
“Tiap tahun pertumbuhan kendaraan roda dua mencapai 10 persen, sedangkan roda empat mencapai 5 persen,” kata Suhudi, ketika ditemui di sela-sela uji emisi simpatik yang digelar di halaman Balai Kota Surabaya, Rabu (18/5/2016).
Pertumbuhan jumlah kendaraan memang tidak bisa dikendalikan, pemerintah kota hanya bisa melakukan upaya menjaga agar gas buang kendaraan tetap terjaga dan sesuai standar yang ditentukan.
Selain gas buang kendaraan, buruknya kualitas udara di Surabaya juga disebabkan faktor debu yang muncul akibat lalu lalang kendaraan serta banyaknya pembangunan proyek-proyek besar di tengah kota.
Buruknya kualitas udara, secara sederhana bisa dilihat dari warga langit, jika langit di atas Surabaya tak lagi biru, maka kualitas udara sudah cukup mengkawatirkan.
Suhudi juga mengatakan, uji emisi kendaraan saat ini juga bukan satu-satunya yang dilakukan Pemerintah Kota. Ruang-ruang terbuka hijau juga diperbanyak, begitu juga median jalan juga diperlebar dan ditanami aneka tumbuhan besar sehingga mampu menyaring pencemaran udara.
“Pencemaran di Surabaya sebenarnya sudah turun karena hari baik di Surabaya saat ini sudah mencapai 70 persen. Artinya dalam satu tahun, 70 persen hari sudah masuk hari baik pencemaran udara,” kata dia. (fik/ipg)