Jumat, 22 November 2024

Aprindo Prediksi Ritel Masih Akan Sesuaikan Bisnis Model Hingga 2020

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan
Mandey Ketua Umum Aprindo di Jakarta, Rabu (4/12/2019). Foto: Antara

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memprediksi sejumlah ritel masih akan melakukan sejumlah penyesuaian bisnis model hingga tahun depan.

Oleh karena itu, aksi penutupan toko atau relokasi karena efisiensi kemungkinan masih akan berlanjut.

“Masih akan ada pengaturan-pengaturan, efisiensi. Jadi penutupan toko itu lebih kepada efisiensi karena mengikuti perubahan anomali yang sedang dilakukan perusahaan ritel itu, relokasi dan sebagainya,” kata Roy Mandey Ketua Umum Aprindo di Jakarta, Rabu (4/12/2019).

Roy menuturkan anomali bisnis masih terjadi di sektor tersebut sehingga hampir semua perusahaan ritel, terutama anggota Aprindo, tengah melakukan daur ulang bisnis mereka agar bisa mengikuti perkembangan zaman.

Akibat anomali ini, Roy mengaku pertumbuhan bisnis ritel pun mengalami perlambatan menjadi hanya sekitar 5,07 persen tahun ini, jauh di bawah level yang seharusnya bisa mencapai 12-14 persen.

“Dengan pengaturan-pengaturan bisnis model atau juga menjadikan toko ritel ukurannya jadi lebih kecil, pemilihan produk yang sesuai kemauan konsumen, itu semua bagian dari anomali itu,” katanya, seperti dilansir Antara.

Roy menuturkan pertumbuhan bisnis ritel yang rendah itu berasal dari perlambatan konsumsi, bukan daya beli. Ia menilai masyarakat masih memiliki daya beli tinggi, terlebih jika dilihat dari masih ramainya pusat perbelanjaan atau kuliner.

“Masyarakat masih punya uang, membelanjakan uang masih kuat, tapi mereka memindahkan uang yang tadinya untuk berbelanja ke kuliner, gaya hidup atau leisure (hiburan),” katanya.

Roy berharap, momentum libur akhir tahun, yakni Natal dan Tahun Baru akan dapat berdampak positif terhadap pertumbuhan bisnis ritel. Peritel juga akan memanfaatkan momentum tersebut dengan memberikan penawaran berupa diskon agar animo belanja masyarakat bisa ditingkatkan.

“Natal dan Tahun Baru itu biasanya berkontribusi sekitar 35-40 persen dari target kami, karena akhir tahun identik dengan bonus tahunan, liburan, kumpul keluarga jadi tentu ada peningkatan konsumsi. Kita akan maksimalkan (momentum) ini,” katanya. (ant/dwi/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs