Upaya pencarian dua pendaki asal Cirebon, masing-masing Zirli Ayu Gita Safitri (17) dan Supyadi (27), sampai malam tadi belum membuahkan hasil. Hingga Tim SAR gabungan dari berbagai instansi dan relawan dihentikan sementara. Dan pagi ini, Selasa (24/5/2016), tim pencarian kembali melanjutkan Open SAR dengan fokus menyisir area Blank 75 dan Sumbermani.
Hendro Wahyono Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM, kedua area tersebut menjadi kawasan yang diperkirakan sebagai lokasi tersesatnya kedua survivor pendaki tersebut.
“Memang untuk pencarian di area Blank 75 dan Sumbermani membutuhkan waktu karena tantangan medan yang sangat berat. Ditambah area dengan tebing dan jurang bersudut kemiringan antara 70 hingga 90 derajat membuat upaya pencarian harus dilakukan sangat hati-hati dengan pola vertikal menggunakan peralatan SRT (Search and Rescue Tactical),” katanya.
Tim Open SAR pagi ini, masih menurutnya, juga dibagi untuk menyisir lokasi air terjun sebagai lokasi yang diinformasikan sebagai tempat kedua survivor pendaki itu tersesat. Ini sesuai informasi yang disampaikan kedua survivor melalui komunikasi SMS yang dikirimkan ke pihak keluarga dan sempat pula dikabarkan kepada BPBD. Air terjun yang dimaksud memiliki dua jalur aliran air.
“Berdasar informasi ini, pencarian lokasi air terjun dilakukan seharian kemarin. Tim SAR gabungan telah menjejak air terjun Gunung Boto dan Punuk. Namun di kedua lokasi air terjun tersebut, keberadaan Zirli Ayu Gita Safitri dan Supyadi belum ditemukan. Hari ini, Tim SAR gabungan akan membagi personil untuk melacak lokasi air terjun lainnya. Karena di puncak.Gunung Semeru memang terdapat sejumlah titik air terjun,” paparnya.
Sementara upaya pencarian dilakukan, sampai saat ini keempat rekan pendaki rombongan dari Cirebon yang dipimpin Sukron ini, masih tetap bertahan di Pos Resort TNBTS di Ranupani. Disana juga telah berkumpul kedua keluarga survivor pendaki yang tersesat. “Dari keterangan pihak keluarga saat tiba di Kantor BPBD kemarin sebelum diantar ke Ranupani, keenam pendaki rombongan dari Cirebon ini masih berstatus keluarga. Mereka bersaudara,” terangnya.
Dan keempat pendaki bersama keluarga survivor saat ini masih harap-harap cemas dengan kondisi Zirli Ayu Gita Safitri bersama Supyadi. Pasalnya memasuki hari kelima hilangnya kedua pendaki ini, dipastikan bekal logistik telah habis. Karena saat mendaki ke puncak Mahameru dari pemberhentian di titik Watugede, keduanya hanya berbekal roti, 3 buah pear dan setengah liter air mineral saja.
Dengan kondisi itu, kedua survivor akan benar-benar ditantang untuk survival di tengah ganasnya medan di puncak Gunung Semeru. “Kami berharap kedua pendaki ini segera ditemukan dengan kerja keras tim SAR gabungan. Semoga hari ini pencarian bisa membuahkan hasil dengan ditemukannya kedua survivor,” terang Hendro Wahyono.
Dilaporkan juga, sampai hari ini pendakinmasihbtetap berdatangan le Gunung Semeru, tepatnya ke Pos Check Poin Resort TNBTS Ranupani. Meski jumlah pendaki yang tiba tidak terlalu banyak. Para pendaki dari berbagai daerah di Indonesia ini bergabung dengan pendaki yang telah digiring turun setelah jalur pendakian dinyatakan ditutup total untuk pencaria kedua survivor pendaki asal Cirebon yang hilang.
Para pendaki yang terlanjur datang, memilih untuk mendirikan dome di seputaran Ranupani dan Ranu Regulo. Pendaki yang memanfaatkan musim libur sekolah ini terus menunggu kabar baik pencarian dengan ditemukannya Zirli Ayu Gita Safitri dan Supyadi. Harapannya jalur pendakian segera dibuka kembali. (her/dwi)
Teks Foto :
– Tim SAR gabungan kembali melakukan pencarian dua survivor pendaki asal Cirebon yang hilang di puncak Gunung Semeru.
Foto : Ist.