Pemerintah Jawa Timur kembali menggelar job fair untuk mengurangi jumlah pengangguran yang di Jawa Tmur saat ini tercatat masih mencapai sebanyak 840 ribu orang atau sebanyak 4,14 persen dari total jumlah penduduk.
“Angka ini juga bertambah karena bulan Mei ini ada 480 ribu lulusan SMA dan SMK di Jatim yang 40 persen diantaranya tidak melanjutkan untuk kuliah,” kata Sukardo, Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Jawa Timur, di sela-sela pembukaan job fair 2016 di Jatim Expo International, Surabaya, Selasa (24/5/2016).
Menurut Sukardo, job fair kali ini adalah yang terbesar karena diikuti oleh 200 perusahaan dengan jumlah lowongan kerja mencapai 10 ribu orang. Beberapa perusahaan yang kali ini ikut job fair diantaranya adalah perusahaan yang bergerak pada jasa perbangkan, otomotif, kosmetik, makanan dan minuman, industri media, farmasi, transportasi, serta beberapa bidang kerja lainnya.
Bagi para pencari kerja yang ingin menjadi TKI juga disediakan booth khusus. Beberapa balai latihan kerja juga menyediakan kesempatan bagi pencari kerja yang ingin terampil bekerja. Begitu juga bagi pencari kerja yang ingin berwirausaha juga disediakan booth khusus yang akan membimbing mereka.
Sementara itu, Sugiarto Sumas Kepala Barenbang Kementerian Tenaga Kerja yang hadir dalam job fair kali ini mengatakan, job fair kali ini merupakan bagian dari inovasi “ayo kerja” yang telah diluncurkan pemerintah pusat.
“Sebanyak 940 ribu orang tiap tahun di Wisuda dan mereka ini butuh pekerjaan. Job fair seperti ini harus sering dilakukan,” kata Sugiarto.
Problem pencari kerja di Indonesia, kata Sugiarto adalah derajat pendidikan yang masih cukup rendah. Di Indonesia saat ini tercatat baru 11 persen saja penduduk yang sarjana. Padahal di Malaysia jumlah sarjana mencapai 20 persen, lantas Filipina mencapai 25 persen dan Singapura sudah mencapai 51 persen.
Soekarwo Gubernur Jawa Timur mengatakan, meski derajat pendidikan masyarakat Indonesia masih rendah, namun pekerja dari Indonesia khususnya dari Jawa Timur ternyata sangat disukai para pemberi kerja.
“Di Taiwan itu, sarjana digaji Rp14 juta, tapi para pekerja dari Jatim yang hanya lulus SD tapi karena orangnya pekerja keras dan sopan akhirnya gajinya juga Rp14 juta,” ujarnya.
Soekarwo juga menilai jika job fair semacam ini harus digalakkan karena job fair merupakan satu bagian dari empat perintah dari bank dunia.
“Perintah bank dunia yang pertama adalah harus memberi nilai tambah bagi pekerja. Dan lewat job fair seperti ini pekerja tidak hanya melamar tapi juga dilatih sehingga produktifitasnya bisa meningkat,” kata dia.
Selain itu, perintah bank dunia adalah untuk mengubah atau merestrukturisasi pendidikan dengan cara memperbanyak pendidikan teknik atau sekolah kejuruan.
“Pemerintah juga harus mengarahkan ke era industrialisasi serta infrastruktur pendidikan juga harus diperbaiki. Saya kira Jawa Timur sudah masuk ke dalamnya,” kata dia.
Sekadar diketahui, job fair kali ini dibuka secara resmi oleh Soekarwo Gubernur Jawa Timur dan akan digelar selama dua hari hingga tanggal 25 Mei 2016 mendatang. (fik/rst)