Operasi patuh Semeru 2016 yang digelar di Surabaya membingungkan masyarakat. Sebab, ada seorang warga yang hanya karena plat nomor yang baru belum jadi, dan masih menggunakan plat nomor lama ternyata tetap saja ditilang.
Fatkurohman Taufik warga Gunung Anyar Surabaya mengatakan, saat melintas di jalur operasi patuh di Jalan Setail sekitar Kebun Binatang Surabaya (KBS) terkena tilang. Sebab, plat nomor kendaraannya masih menggunakan plat lama, karena plat baru memang belum jadi.
“Saya menggunakan plat nomer lama karena yang baru belum saya ambil di Samsat. Tapi, saya sudah bayar pajak kendaraan dan pengurusan TNKB,” ujarnya di lokasi operasi, Kamis (26/5/2016).
Taufik mengatakan, dalam surat tilang itu tertera jika dia telah melanggar pasal 280 undang-undang lalu lintas tentang tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB).
“Saya sudah bilang kalau belum mengambil plat nomer yang di Samsat, karena kemarin katanya belum jadi,” katanya.
Saat dijelaskan, petugas kepolisian dari lantas Polsek Wonokromo sebenarnya sempat kebingungan karena tak ada alasan untuk melakukan penilangan, namun entah dengan alasan apa, tiba-tiba petugas tetap saja melakukan penilangan.
Sementara itu, AKP Warih Hutomo Kaurbinops Satlantas Polrestabes Surabaya mengatakan, akan memberi arahan kepada anggota lantas yang melakukan operasi agar memperhatikan betul pelanggaran para pengendara.
“Kalau plat belum jadi tidak ditilang. Karena memang kemarin sempat telat bahan plat nomer itu. Tapi, sekarang sudah jadi kayaknya,” kata Warih dihubungi suarasurabaya.net.
Warih mengatakan, penerapan pasal 280 Undang-undang lalu lintas, sebenarnya cukup fleksibel. Penindakan hanya pada spesifikasi huruf dan kejelasan nomor tersebut.
Penilangan, hanya bisa dilakukan jika plat tersebut dimodifikasi misalnya dengan mengubah font angka yang berbeda dengan font yang asli. Sedangakan menggunakan plat nomor lama sebenarnya tidak boleh dilakukan penilangan.
“Untuk bahannya, kita maklumi. Apalagi kalau belum jadi, bisa pakai yang lama,” katanya.(bid/iss)
NOW ON AIR SSFM 100
