Dana Pelestarian Cagar Budaya Lebih Banyak untuk Penjaga Taman

Wiwik Widayati Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya mengatakan, dana pelestarian cagar budaya di Surabaya sekitar Rp 900 juta per tahun.

Wiwik mengatakan, dana tersebut terbagi tidak hanya untuk pelestarian bangunan atau benda cagar budaya saja. Juga untuk keperluan lainnya.

“Kita ada kegiatan pelestarian, misalnya kajian arkeologis. Kalau kita mau membangun sesuatu di bangunan cagar budaya kan harus ada kajian arkeologisnya,” ujarnya usai rapat dengar pendapat di DPRD Kota Surabaya, Senin (6/6/2016).

Justru, dana pemeliharaan ini ternyata lebih banyak digunakan untuk membiayai juru kunci. Bukan hanya juru kunci di bangunan cagar budaya, tapi juga penjaga taman.

“Kita kan juga harus melakukan pemeliharaan terhadap taman, ya. Artinya, penjaga taman: Juru kunci. Mereka juga harus kita akomodir,” kata Wiwik.

Dia menyebutkan, prosentase alokasi dana untuk penjaga taman kurang lebih 25 persen dari total yang ada, atau sekitar Rp225 juta per tahun.

Berikutnya, pemanfaatan dana tersebut juga banyak dimanfaatkan untuk kegiatan inventarisasi cagar budaya yang ada di Surabaya.

Tidak hanya kegiatan di atas, menurut Wiwik, dana itu juga dimanfaatkan untuk melakukan pemasangan plakat terhadap bangunan cagar budaya yang ada di Surabaya.

Adapun jumlah bangunan cagar budaya yang ditetapkan oleh Pemkot Surabaya, sejak tahun 1996 hingga 2015 sebanyak 273 bangunan.

Catatan Disbudpar Kota Surabaya, dari seluruh bangunan cagar budaya yang tersisa, ada 38 di antaranya dimiliki oleh yayasan, 27 lainnya dimiliki oleh BUMN, 67 bangunan milik swasta, 64 lainnya milik perorangan, dan 74 lainnya adalah milik pemerintah.

“Itu belum kami spesifikasikan ya. Karena ada yang dimiliki oleh Pemprov Jatim ada yang dimiliki oleh Pemkot Surabaya,” ujarnya.(den/ipg)