Pendaki Semeru asal Swiss atas nama Lionel Du Creaux (26) diketahui melakukan pendakian secara illegal bersama temannyq, Alice Guignard, yang berasal dari Perancis.
Dari informasi yang dihimpun Sentral FM, Kamis (9/6/2016), Balai Besar TNBTS telah melaporkan khusus peristiwa pendaki asing tersesat ini ke Dirjen KSDAE.
Dari laporannya disampaikan jika TNBTS telah menerima laporan hilangnya pendaki Lionel Du Creaux melalui Alice Guignard sejak 3 Juni. Saat itu, Leonil Du Creaux dan Alice Guignard berangkat dari Malang menuju Desa Ranupani melalui jalur Tumpang.
Kedua pendaki asing ini masuk ke Desa Ranupani pukul 07.00 WIB. Dan keduanya langsung menuju lokasi pendakian tanpa ada pemberitahuan atau melapor ke Pos Resort TNBTS untuk registrasi sehingga pendakiannya dilakukan secara illegal.
Perjalanan pendakian terus dilakukan kedua pendaki asing illegal ini. Tepat pukul 10.22 WIB, mereka sampai di Ranu Kumbolo dan melanjutkan perjalanan ke Kalimati. Posisi di Kalimati mereka tempuh pada pukul 11.55 WIB. Selanjutnya mereka mendaki ke puncak Mahameru hingga tiba di titik Watugede pukul 14.01 WIB.
Sekitar pukul 17.47 WIB Alice Guignard tidak melanjutkan perjalananya ke puncak Mahameru karena kondisi fisiknya drop. Ia tidak mampu lagi meneruskan pendakiam hingga ke titik tertinggi Gunung Semeru. Namun Leonil Du Creaux tetap melanjutkan ekspedisinya. Saat itu diputuskan jika Alice Guignard kembali ke titik Kalimati, tetapi karena tidak tahu jalan ia malah tersesat.
“Alice Du Guignad dilaporkan tidak melalui jalur track sebelumnya, menuju punggungan bukit arah ke kiri arah Arcopodo. Dalam posisi tersesat inilah, Alice Guignard memilih bertahan dilokasi dengan harapan bisa ditemukan pendaki lainnya selama 2 hari 2 malam. Ini informasi yang kami peroleh dari TNBTS,” kata Hendro Wahyono Plt Kepala BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Lumajang.
Sampai akhirnya pada 6 Juni, Alice Guignard ditemukan Heri Sumantri, pendaki dari Tim Haspala Malang yang sedang mengguide tamu pada pukul 22.00 WIB. Heri Sumantri mendengar teriakan Alice Giignard yang terus meminta tolong. Selanjutnya Alice di bawa turun dan pad 7 Juni sore baru melapor secara resmi kepada petugas Resort Ranu Pani. Ia menyampaikan jika teman pendakinya, Lionel Du Creaux tak diketahui keberadaannya setelah mendaki ke Puncak Mahameru.
Dengan laporan ini, pada Rabu (8/6/2016) pagi langsung di berangkatkan tim advan sebanyak 20 orang yang terdiri dari porter, saver, gimbal alas dan potensi SAR lainnya untuk melakukan pencarian awal di titik-titik yang diidentifikasi sebagai lokasi hilangnya survivor Lionel Du Creaux. “Kami juga mengirimkan Tim Reaksi Cepat dan SAR untuk membantu upaya pencarian sejak tadi malam. Hanya saja untuk menetapkan Open SAR itu menjadi kewenangan TNBTS. Jika telah dibuka Open SAR maka jalur pendakian akan disterilisasi dan ditutup selama operasi pencarian berlangsung,” paparnya.
Karena pendaki yang hilang berstatus WNA, TNBTS juga melakukan koordinasi dengan kedutaan sebagai pemberitahuan adanya aktifitas salah-satu warga negara Swiss, telah melakukan tindakan illegal atau non prosedural kegiatan pendakian dan telah hilang. Koordinasi ini dilakukan melalui Dirjen KSDAE. “Sesuai prosedur karena menyangkut warga negara asing maka harus dilakukan koordinasi dengan kedutaannya,” pungkasnya. (her/dwi)