Tindakan Satpol PP Kota Serang Banten yang merazia warteg Ibu Saeni dan menyita makanan yang akan dijual mendapat perhatian Ade Komarudin Ketua DPR RI dan Ketum PBNU.
Ketua DPR maupun maupun Ketum PBNU menganggap tindakan Satpol PP itu arogan dan tidak Islami meskipun berlindung di balik peraturan daerah terkait bulan Ramadhan.
“Islam itu rohmatan lil alamin, tidak menyukai kekerasan terhadap rakyat kecil sekalipun” kata Ade Komarudin saat menghadiri buka bersama di rumah Agung Laksono, Jakarta Timur, Minggu (12/6/2016).
Sementara itu, Tjahyo Kumolo Mendagri menurut rancananya, Senin (13/6/2016) akan memanggil Walikota Serang untuk mengklarifikasi razia warung nasi oleh Satpol PP kota Serang beberapa hari lalu.
Pemkot Serang sendiri telah menyatakan memang ada aturan Pemda yang melarang warung makan buka siang hari selama bulan Ramadhan.
Menanggapi pernyataan Pemkot Serang, KH Said Aqil Siroj ketua umum PBNU menegaskan tidak setuju dengan cara arogan yang dilakukan Satpot PP tersebut, apalagi korbanya hanya seorang pedagang nasi.
Kiai Said tahu niat Satpol PP ini baik menjalankan tugas tapi cara mengimplementasikannya yang tidak baik sehingga mengundang reaksi masyarakat.
“Agama Islam suka kedamaian dan tidak menyukai kekerasan,” kata kiai Said.
Majelis Ulama Indonesia juga menyesalkan razia warung nasi dengan cara represif karena yang didapatkan bukan kebaikan tapi kerugian.
Sementara dana yang dihimpun seorang komika melalui media sosial untuk pedagang warung nasi yang terkena razia sampai minggu kemarin mencapai Rp260 juta.
Pengumpulan dana itu akan disumbangkan kepada bu Saeni dan pemilik warung nasi lain yang mengalami kerugian akibat ulah Satpol PP. (jos/dwi)